Seperti diketahui, penjualan bersih yang dilaporkan manajemen pada kuartal ini hanya mencerminkan penyesuaian harga mark-to-market dari pengiriman konsentrat kuartal sebelumnya.
Alexander mengatakan perseroannya telah meminta relaksasi atau pendekatan hibrida untuk tetap memungkin ekspor katoda tembaga dan konsentrat secara paralel.
“Pendekatan ini memberikan fleksibilitas, menjamin kelangsungan arus pendapatan kami dan memastikan kontribusi yang berkelanjutan bagi pemerintah selama fase awal operasi smelter,” kata Alexander.
Di sisi lain, Alexander turut menggarisbawahi soal kebijakan anyar soal royalti yang baru berlaku akhir bulan lalu. Menurut dia, kebijakan anyar itu bakal menjadi tantangan baru non-operasional bagi perseroan.
“Dengan peningkatan tarif yang akan mempengaruhi bisnis kami serta sektor mineral dan pertambangan di Indonesia,” tuturnya.
Sementara itu, AMMN mencatatkan beban pokok penjualan sebesar US$59,51 juta pada kuartal I-2025, lebih rendah dari posisi beban periode yang sama tahun sebelumnya di angka US$320,53 juta.
Setelah dikurangi beban, AMMN mencatatkan rugi kotor sebesar US$57,39 juta selama kuartal I-2025, berbalik dari posisi untung sepanjang periode tahun sebelumnya di angka US$281,02 juta.
Adapun, AMMN mencatatkan total liabilitas sebesar US$6,72 miliar per kuartal I-2025, naik 14,50% dari posisi liabilitas yang berakhir Desember 2024 sebesar US$5,87 miliar.
Sementara itu, AMMN membukukan ekuitas sebesar US$5,06 miliar selama kuarta I-2025, susut dari posisi ekuitas yang berakhir Desember 2024 sebesar US$5,24 miliar.
Di sisi lain, jumlah aset AMMN sampai akhir Maret 2025 mencapai US$11,78 miliar, berasal dari aset lancar sebesar US$2,32 miliar dan aset tidak lancar sebesar US$9,46 miliar.
“Kami tidak mencatat penjualan pda kuartal ini karena katoda tembaga pertama dari smelter baru diproduksi pada akhir Maret,” kata Direktur Keuangan AMMN Arief Sidarto.
Per 31 Maret 2025, total utang AMMN mencapai US$5,12 miliar, meningkat 20% sejak Desember 2024. Mempertimbangkan total kas dan setara kas konsolidasi sebesar US$868 juta, total utang bersih menjadi US$4,25 miliar.
(fik/naw)































