Bloomberg Technoz, Jakarta - Di tengah pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), banyak profesi mulai mengalami perubahan signifikan. Tak sedikit pekerjaan yang tergantikan oleh teknologi otomatisasi, membuat kekhawatiran akan hilangnya lapangan kerja semakin nyata.
Namun, tak semua profesi dapat dengan mudah digantikan oleh robot atau sistem AI. Ada sejumlah pekerjaan yang tetap aman dari ancaman AI, bahkan berpotensi tumbuh di era digital ini.
Dalam artikel yang dilansir Bloomberg Technoz dari berbagai sumber ini akan dibahas daftar profesi yang diprediksi memiliki risiko rendah tergantikan oleh AI, lengkap dengan alasan dan potensi pertumbuhannya di masa depan.
Mengapa Beberapa Pekerjaan Tidak Bisa Digantikan AI?

AI unggul dalam hal perhitungan cepat, analisis data, dan efisiensi proses berulang. Namun, AI masih memiliki keterbatasan dalam aspek-aspek yang sangat manusiawi, seperti empati, kreativitas kompleks, intuisi, serta keterampilan interpersonal.
Oleh karena itu, pekerjaan yang membutuhkan interaksi manusia, pengambilan keputusan kompleks, dan kepekaan emosional cenderung lebih sulit digantikan oleh mesin.
Daftar Pekerjaan yang Aman dari AI Menurut US Career Institute
US Career Institute menganalisis lebih dari 60 profesi dan menyimpulkan bahwa pekerjaan-pekerjaan berikut memiliki risiko rendah untuk digantikan oleh AI hingga tahun 2032. Faktor utama penilaiannya meliputi keterampilan khusus, kemampuan berpikir kritis, serta interaksi sosial yang tinggi.
1. Praktisi Perawat
Pekerjaan di bidang keperawatan membutuhkan sentuhan manusia, empati, serta komunikasi intensif dengan pasien. AI tidak mampu meniru nuansa emosional dan hubungan personal yang dibutuhkan dalam profesi ini.
2. Koreografer
Pekerjaan ini mengandalkan kreativitas, ekspresi seni, dan pemahaman mendalam tentang gerakan tubuh manusia. Meskipun AI dapat menciptakan pola gerakan, nilai seni dan ekspresinya tetap milik manusia.
3. Asisten Dokter

Membantu dokter dalam prosedur medis dan berinteraksi langsung dengan pasien membuat profesi ini membutuhkan keahlian klinis dan komunikasi efektif, yang belum bisa sepenuhnya diambil alih oleh AI.
4. Konselor Kesehatan Mental
AI tidak bisa merasakan emosi atau membangun kepercayaan sebagaimana seorang terapis. Konseling psikologis sangat bergantung pada hubungan emosional antara konselor dan klien.
5. Instruktur dan Guru Keperawatan Tingkat Lanjut
Pendidikan keperawatan pasca sekolah menengah membutuhkan pengajaran interaktif, bimbingan langsung, dan penilaian kritis terhadap keterampilan praktis mahasiswa.
6. Pelatih dan Pencari Talenta (Talent Scout)
Profesi ini memerlukan intuisi, analisis karakter, serta kemampuan membangun jaringan. AI belum bisa menilai potensi manusia secara holistik seperti manusia.
7. Pelatih Atletik
Kemampuan memahami kondisi fisik dan emosional atlet, serta membimbingnya menuju performa terbaik, merupakan kombinasi antara ilmu pengetahuan dan intuisi, yang belum bisa digantikan AI.
8. Terapis Fisik
Terapis fisik membutuhkan pemahaman kompleks terhadap tubuh manusia dan sentuhan langsung dalam proses penyembuhan—dua aspek yang tidak dapat dilakukan oleh AI.
9. Orthotist dan Prosthetist
Merancang dan menyesuaikan alat bantu tubuh memerlukan pengetahuan teknis dan interaksi pasien yang tinggi, termasuk penyesuaian personal secara fisik dan emosional.
10. Terapis Okupasi
Pekerjaan ini membantu pasien menjalani kehidupan sehari-hari secara mandiri, membutuhkan pendekatan individual, komunikasi efektif, serta pemahaman kontekstual yang belum bisa ditiru AI.
Pekerjaan Masa Depan: Berkolaborasi dengan AI

Selain profesi yang aman dari ancaman AI, ada pula pekerjaan yang justru berpotensi tumbuh berkat kolaborasi dengan AI. Menurut World Economic Forum (WEF), pekerjaan ini tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang seiring kemajuan teknologi.
Pekerjaan Aman dan Tumbuh Bersama AI (Versi WEF):
-
Insinyur Pembelajaran Mesin (Machine Learning Engineer): Profesi ini menciptakan dan menyempurnakan sistem AI itu sendiri, sehingga tidak mungkin digantikan.
-
Pengembang Perangkat Lunak (Software Developer): AI bisa membantu, tapi ide kreatif dan logika pemrograman tetap peran utama manusia.
-
Ilmuwan Data (Data Scientist): Meski AI dapat menganalisis data, interpretasi dan pengambilan keputusan strategis tetap membutuhkan manusia.
-
Manajer Agen AI: Mengelola dan mengarahkan sistem AI membutuhkan pemahaman etika, manajemen proyek, serta kemampuan komunikasi yang kuat.
Pekerjaan yang Bisa Berkolaborasi dengan AI:
-
Guru: AI dapat menjadi alat bantu pembelajaran, namun empati dan kemampuan mendidik tetap tugas guru.
-
Insinyur Sipil: AI bisa mempercepat proses desain, tetapi kreativitas dan tanggung jawab struktural masih bergantung pada manusia.
-
Ahli Bedah: Dengan bantuan AI, prosedur medis bisa lebih presisi, namun intuisi dan pengambilan keputusan saat operasi tetap krusial.
-
Direktur Operasional: AI membantu analitik dan efisiensi, tetapi strategi dan manajemen manusia tetap menjadi tanggung jawab utama.
-
Musisi: AI bisa menciptakan musik, tetapi ekspresi dan emosi dalam musik sejati berasal dari manusia.
-
Jurnalis: AI bisa menulis berita faktual, tetapi jurnalisme investigatif dan narasi mendalam tetap membutuhkan perspektif manusia.
(seo)