Jumlah transaksi melalui aplikasi ini juga meningkat 25,5% menjadi 1,2 miliar transaksi, dengan nilai transaksi naik 27,99% menjadi Rp1.599 triliun.
Untuk menopang digitalisasi, BRI telah menghadirkan infrastruktur layanan seperti 4,3 juta merchant QRIS dan 344.000 mesin EDC di berbagai wilayah.
Sementara itu, Direktur Finance & Strategy BRI Viviana Dyah Ayu menyampaikan bahwa kondisi likuiditas BRI yang kuat menjadi modal utama untuk mendorong ekspansi kredit.
Posisi loan to deposit ratio (LDR) berada di 86,03%, sedangkan rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 24,03%.
“BRI masih punya ruang untuk tumbuh dan sehat pada periode yang akan datang,” ujar Viviana.
Per Maret 2025, total aset BRI mencapai Rp2.098,23 triliun, naik 5,49% yoy. Pertumbuhan aset ditopang oleh penyaluran kredit sebesar Rp1.373,66 triliun, yang naik 4,97% yoy.
Segmen UMKM masih menjadi tulang punggung portofolio kredit BRI, dengan kontribusi sebesar Rp1.126,02 triliun atau setara 81,97% dari total kredit.
(dhf)































