Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta – Ekonom Universitas Andalas Syafruddin Karimi menilai tantangan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada 2029, yang ditargetkan Presiden Prabowo Subianto, menjadi makin besar bila ekonomi RI tumbuh di bawah 5% tahun ini, sesuai dengan proyeksi lembaga internasional.

Sebab, menurut Syafruddin, Indonesia harus mampu menaikkan laju pertumbuhan secara konsisten setiap tahun, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan mencapai sekitar 6,76% selama periode 2026 hingga 2029 untuk mencapai target tersebut.

"Ini bukan sekadar tantangan teknis, melainkan juga ujian strategis dalam menata ulang arah kebijakan pembangunan ekonomi nasional," ujar Syafruddin kepada Bloomberg Technoz, dikutip Sabtu (26/4/2025).

Dalam hal ini, Syafruddin mengatakan pemerintah perlu melakukan akselerasi yang terencana dalam meningkatkan investasi, memperluas ekspor ke pasar nontradisional, serta mempercepat transformasi sektor manufaktur dan digital.

IMF Perkirakan Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 4,7% Pada 2025 (Diolah)

Selain itu, Indonesia harus menjaga stabilitas ekonomi makro dengan memperkuat disiplin fiskal, mengelola utang secara hati-hati, dan memperluas basis pajak agar mampu membiayai program-program prioritas secara berkelanjutan.

"Tanpa langkah terobosan di bidang produktivitas dan efisiensi birokrasi, pertumbuhan di atas 6% per tahun hanya akan menjadi ambisi tanpa pijakan. Untuk itu, target 8% bukan mustahil, tetapi mensyaratkan kerja keras lintas sektor dan konsistensi kebijakan yang tinggi," ujarnya.

Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia atau World Bank (WB) kompak memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7% pada 2025 dalam laporan terbaru. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi 5,1% yang disampaikan pada laporan sebelumnya.

Jika terwujud, maka pertumbuhan ekonomi 4,7% pada 2025 dan 2026 akan menjadi yang paling rendah setelah 2021. Kala itu, pertumbuhan ekonomi Tanah Air tumbuh 3,69% secara kumulatif.

Di sisi lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap akan mencapai sekitar 5% pada 2025, di tengah ada ancaman dari kebijakan tarif Presiden Donald Trump.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 diperkirakan tetap akan mencapai sekitar 5%," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers, Kamis (24/4/2025).

Sri Mulyani mengatakan pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 yang disampaikan oleh IMF masih lebih rendah dibandingkan dengan negara lain.

Sebagai gambaran, Sri Mulyani melanjutkan, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7% secara tahunan atau year on year (yoy) pada 2025. Angka ini terkoreksi 0,4 poin persentase dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 5,1% pada 2025.

Namun, angka pemangkasan proyeksi tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan sejumlah negara seperti Thailand yang dikoreksi 1,1 poin persentase; Vietnam sebesar 0,9 poin persentase; Filipina sebesar 0,6% poin persentase; dan Meksiko sebesar 1,7 poin persentase.

Sekadar catatan, proyeksi pertumbuhan ekonomi dari IMF untuk Thailand adalah 1,8% untuk 2025; Vietnam sebesar 5,2% untuk 2025; Filipina sebesar 5,5% untuk 2025 dan Meksiko -0,3% pada 2025.

"Koreksi sebesar 0,4 poin persentase ini lebih rendah dibandingkan dengan negara di mana paparan dari perdagangan internasional mereka lebih besar dan dampak hubungan perekonomian mereka ke Amerika Serikat juga lebih besar," ujarnya.

(dov/wdh)

No more pages