Logo Bloomberg Technoz

Meredanya ketegangan seputar Perang Dagang menjadi sentimen negatif bagi harga emas. Bloomberg News memberitakan, China tengah mempertimbangkan untuk menunda pemberlakuan tarif bea masuk 125% terhadap produk impor asal Amerika Serikat (AS).

Sementara di AS sendiri, Presiden Donald Trump memperkirakan negosiasi dagang dengan berbagai negara untuk tarif bea masuk yang lebih rendah bisa selesai dalam 3-4 pekan ke depan.

“Kabar soal pengecualian dan penundaan tarif mendorong sentimen pasar. Alhasil, harga emas turun,” ujar Yuxuan Tang, Strategist di JPMorgan Private Bank.

Emas adalah aset yang dipandang aman (safe haven asset). Saat situasi lebih tenang, biasanya investor memilih untuk memborong aset yang lebih berisiko seperti saham.

Namun, lanjut Tang, biasanya harga emas cepat bangkit setelah koreksi. Sebab, investor akan kembali melirik emas setelah harganya sudah ‘murah’.

Sepanjang 2025 (year-to-date), harga emas melesat 26,5%. Dalam setahun terakhir, harga meroket 42,02%

(aji)

No more pages