Perekonomian China mengawali tahun ini dengan kuat, sebagian besar didukung oleh ekspor yang meningkat pesat dan subsidi pemerintah untuk peralatan rumah tangga dan peralatan bisnis.
Namun, pertumbuhan diperkirakan akan melambat tajam mulai kuartal kedua karena tarif AS yang sangat tinggi—sebesar 145% untuk sebagian besar barang China—mulai berlaku dan konsumsi kehilangan tenaga.
Perlambatan akan memberi Beijing alasan untuk menambah stimulus guna mencapai target pertumbuhan ambisius sekitar 5% tahun ini.
Para pejabat sejauh ini fokus pada pelaksanaan anggaran fiskal tahun ini yang mencatat rekor defisit tertinggi. Mereka berulang kali berjanji akan meningkatkan stimulus bila diperlukan, karena kenaikan tarif yang saling berbalas menghambat perdagangan menuju tingkat yang jauh di atas apa yang disebut para ekonom akan menghancurkan perdagangan bilateral.
Apa Kata Bloomberg Economics...
"Pertemuan ini bisa memberikan lebih banyak informasi tentang bagaimana para pembuat kebijakan berencana melakukan berbagai upaya untuk memperkuat ekonomi. Kami memprediksi hal ini akan menekankan perlunya mempercepat eksekusi stimulus yang direncanakan sambil mengisyaratkan peningkatan dukungan jika diperlukan."
— Chang Shu dan Eric Zhu
Gubernur bank sentral China Pan Gongsheng pekan ini menegaskan kembali bahwa pemerintah akan mempertahankan kebijakan moneter yang "cukup longgar" untuk menyokong pertumbuhan ekonomi.
Menurut pernyataan dari People’s Bank of China (PBOC), Pan juga mengatakan bahwa tidak akan ada pemenang dari perang dagang dan negara-negara dengan ekonomi besar harus meningkatkan kerja sama.
Para investor sangat ingin mencari petunjuk kapan stimulus tambahan akan diberikan dan sektor apa saja yang akan mendapat dukungan. Namun, beberapa ekonom mengurangi ekspektasi pada kebijakan-kebijakan spesifik karena pertemuan Politbiro biasanya hanya menetapkan arah kebijakan secara umum.
Ekonom Macquarie Group termasuk Larry Hu dalam catatan Kamis, menyebut sinyal-sinyal utama yang perlu diperhatikan, di antaranya penyebutan target pertumbuhan, nada kebijakan secara keseluruhan mengenai urgensi, dan area-area fokus seperti pasar properti.
Menurut para ekonom Citi, langkah-langkah potensial yang akan datang bisa saja mencakup dukungan pada harga aset, depresiasi yuan yang terukur, pelonggaran moneter yang terarah, dan reformasi sisi penawaran untuk mengatasi kelebihan kapasitas.
Mereka juga menandai kemungkinan stimulus fiskal tambahan sebesar 1,5 triliun yuan (US$206 miliar), yang berpotensi memperoleh persetujuan cepat dari badan legislatif tertinggi akhir bulan ini.
(bbn)































