Satu bulan setelahnya PIPC menangguhkan pengunduhan baru layanan DeepSeek di Korsel dan mengatakan bahwa aplikasi ini gagal mempertimbangkan beberapa aturan badan tersebut dalam melindungi data pribadi.

Kerentanan DeepSeek

DeepSeek memang mendobrak tatanan teknologi dunia. Model AI-nya dianggap lebih murah dan sama canggihnya dengan OpenAI milik SamAltman. Namun di sisi lain banyak pihak juga memperingatkan atas risiko penggunaan DeepSeek, termasuk ancaman jailbreaking, seperti disampaikan  Unit 42, divisi riset keamanan siber Palo Alto Networks.

Hangzhou DeepSeek Artificial Intelligence Co Ltd. bisa terkena dua tipe jailbreaking;  Deceptive Delight; dan Bad Likert Judge. 

Tim peneliti juga menguji teknik multistage bernama Crescendo pada model ini. Hasilnya menunjukkan bahwa DeepSeek memiliki tingkat bypass/jailbreak yang tinggi, membuka potensi serangan baru yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber.

Jailbreaking adalah proses untuk menghapus batasan perangkat software pada perangkat elektronik. Dengan jailbreaking, pengguna bisa mendapatkan akses ke sistem operasi dan akun administrator perangkat.

Kalangan DPR Amerika juga bulan lalu menuduh DeepSeek berelasi dengan kepentingan pemerintah China. Anggota parlemen mengklaimAS  bahwa pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng, mengendalikan perusahaan bersama dengan hedge fund High-Flyer Quant dalam sebuah “ekosistem terintegrasi” yang terkait dengan distributor perangkat dan terafiliasi dengan negara dan lembaga penelitian Zhejiang Lab, milik China.

Beberapa negara memblokir DeepSeek, salah satunya Italia dengan alasan khawatir adanya penyimpangan data yang dikumpulkan chatbot baru itu bisa dimanfaatkan oleh Pemerintah China. Di tempat lain, pemerintah Inggris sendiri tak melarang warga negaranya yang ingin menggunakan aplikasi tersebut. Meski begitu, para pejabat di London memantau setiap ancaman keamanan nasional terhadap data dari platform AI baru itu dan mereka tidak akan ragu mengambil tindakan jika ada ancaman yang muncul.

(wep)