Logo Bloomberg Technoz

Apple sudah lama memprediksi bahwa ketegangan ekonomi-politik Washington dan Beijing bisa berdampak pada rantai pasok produk mereka (khususnya iPhone) yang terkonsentrasi di China. Atas dasar itulah secara perlahan perusahaan asal California itu melakukan diversifikasi produksi.

India menjadi salah satu yang sudah memulai. Dalam laporan Bloomberg News disampaikan rakitan iPhone asal India sudah mencatatkan nilai US$22 miliar dalam 12 bulan yang berakhir pada bulan Maret.

Data lain menyebut, produksi iPhone India ini meningkat 60% dari tahun sebelumnya. Sebagai gambaran, satu dari lima, iPhone-nya yang berharga di negara Asia Selatan tersebut, menurut orang-orang yang mengetahui masalah ini. Peningkatan menunjukkan bahwa produsen iPhone dan pemasoknya mempercepat peralihan ke India dari China.

Brasil juga menjadi negara yang dirumorkan menjadi pilihan Apple sebagai basis produksi, melalui vendornya Foxconn. Unit iPhone 16e dijual di Brasil  disebutkan diproduksi secara lokal di pabrik Foxconn di Jundiaí, Sao Paulo, dikutip dari MacMagazine, dilansir dari Gsmarena, Selasa. Sementara di Asia Tenggara, Vietnam jadi pilihan.

Untuk diketahui, kebijakan tarif yang dikenakan AS pada awal April menimbulkan kekhawatiran luas di industri teknologi. Foxconn sendiri belum memberikan pernyataan resmi terkait perubahan kebijakan perekrutan ini.

Namun, penghentian dan dimulainya kembali proses rekrutmen secara mendadak mencerminkan dampak nyata perang dagang terhadap rantai pasokan Apple, yang merupakan salah satu sistem logistik global paling kompleks dan bernilai tinggi.

Analis memprediksi, tarif Trump dapat menambah biaya hingga US$240 (sekitar Rp3,9 juta) pada harga jual satu unit iPhone di AS. Jika seluruh beban biaya tersebut diteruskan ke konsumen, harga ritel iPhone bisa melonjak hingga 24% di pasar Amerika Utara.

Di tengah ketidakpastian tersebut, Apple terus mempercepat diversifikasi lokasi produksi. Menurut laporan Bloomberg News, Apple telah merakit iPhone senilai US$22 miliar (Rp356 triliun) di India dalam 12 bulan terakhir, meningkat hampir 60% dibanding tahun sebelumnya. Saat ini, sekitar satu dari lima iPhone diproduksi di India.

Meski demikian, China masih menjadi pasar luar negeri terbesar Apple sekaligus pusat utama perakitan iPhone dan berbagai perangkat lainnya. Namun, menurut lembaga riset Counterpoint, perang tarif diperkirakan akan mendorong relokasi pabrik ke negara lain. Proses ini dinilai akan memakan waktu bertahun-tahun, serta memerlukan dukungan pemerintah dan pasokan tenaga kerja terampil dalam jumlah besar.

(wep)

No more pages