Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta -  Holding tambang pelat merah, PT Mining Industri Indonesia (MIND ID) tengah mengajukan 4 proyek prioritas untuk didanai Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Empat proyek itu merupakan bagian dari 21 program hilirisasi tahap pertama dengan total investasi mencapai US$40 miliar atau sekitar Rp672,4 triliun (asumsi kurs Rp16.810 per dolar AS).

Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo menuturkan sejumlah proyek potensial itu di antaranya ekosistem baterai kendaraan listrik, pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR), tembaga, dan aluminium. 

“EV battery ecosystem, SGAR karena SGAR ini memang kita aluminium. Habis nikel ya aluminium. Tembaga, nah ini memang aluminium harus ekspansif gitu,” kata Dilo saat media gathering di Jakarta, Kamis (17/4/2025). 

Di sisi lain, Dilo menerangkan holdingnya enggan menggarap proyek hilirisasi batu bara melalui gasifikasi menjadi dimethyl ether (DME). Menurutnya, proyek tersebut penuh dengan tantangan.

“DME itu juga challenging gitu. Ya, jangan MIND ID itu, harusnya itu Danantara [dengan perusahaan lain],” ujarnya. 

Dilo menuturkan proyek baterai kendaraan listrik, SGAR, tembaga, hingga alumunium dipilih berdasarkan potensi pendapatan atau tingkat keekonomian dari masing-masing proyek. 

"Supaya seimbang juga harus dapat yang basisnya revenue generating. Yang memang tingkat keekonomiannya bagus," tuturnya. 

Dia mencontohkan, proyek MIND ID melalui SGAR memiliki alur produksi dari hulu ke hilir yang sudah jelas, sehingga nantinya dapat dihitung keuntungan atau kerugian yang didapat dalam periode tertentu. 

"SGAR contohnya, bauksitnya kan beli di Antam, kemudian capex-nya juga sudah ada, dan yang jual adalah Inalum dengan kontrak yang jelas," ungkapnya. 

Dalam target hilirisasi, Dilo mengungkapkan urusan upstream juga tidak bisa ditinggalkan. Pembiayaan di lini hulu menurutnya juga bisa didukung dari tingkat pengembalian investasi yang jelas dari masing-masing proyek.

"Sehingga nanti fokus misalnya mengembangkan upstream-nya, tambang bauksit-nya. Kalau hari ini semua ke hilirisasi, hulunya tidak tersentuh," imbuhnya.

Patungan Investasi Danantara & Qatar 

Pemerintah Indonesia dan Qatar resmi membentuk dana investasi bersama senilai US$4 miliar (sekitar Rp64 triliun) yang akan dikelola oleh Danantara Indonesia dan Qatar Investment Authority (QIA).

Baik Danantara maupun QIA akan menyuntikkan US$2 miliar untuk mendanai proyek strategis, termasuk hilirisasi industri di Indonesia.

Kesepakatan tersebut dicapai dalam kunjungan resmi Presiden Prabowo Subianto ke Doha pada Minggu (13/4). 

Dalam pertemuan bilateral dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, Presiden menekankan pentingnya mempererat kerja sama investasi yang konkret dan berdampak langsung pada pembangunan nasional.

“Kami sepakat untuk segera meningkatkan kerja sama. Emir Qatar akan berinvestasi melalui Danantara Indonesia, dengan komitmen sebesar USD 2 miliar,” ujar Presiden Prabowo dalam keterangan resmi, Selasa (15/4/2025).

Dana jumbo itu akan difokuskan pada sektor-sektor strategis seperti hilirisasi, energi terbarukan, teknologi, serta pembangunan infrastruktur kesehatan. 

CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, menyatakan kesiapan lembaganya dalam mengelola dana bersama tersebut. Ia menegaskan bahwa setiap proyek akan dipilih secara selektif untuk memastikan dampak ekonomi yang berkelanjutan.

“Danantara Indonesia siap menjalankan mandat ini dengan tata kelola yang prudent, transparan, dan berorientasi hasil. Fokus kami adalah menciptakan nilai strategis bagi perekonomian nasional,” kata Rosan.

(mfd/naw)

No more pages