Selain itu, dia menggarisbawahi, posisi reservoir Indonesia relatif besar jika dibandingkan dengan AS, yang saat ini berada di urutan pertama dalam soal kapasitas terpasang geothermal.
Menurut dia, reservoir Indonesia, yang menyimpan air panas atau uap, mencapai 40% lebih besar dari posisi AS di level 25%.
“Amerika juga memutuskan untuk ke batu bara ya, malah dengan adanya itu kita bisa menyalip di tikungan,” kata Eniya.
Draf Diteken
Eniya membeberkan draf RUPTL PLN telah diparaf tiga menteri teknis. Persetujuan tertulis tiga menteri teknis itu berasal dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
“RUPTL yang ke depan ini sudah ditandatangani 3 menteri,” kata Eniya dalam forum yang sama.
Eniya berharap persetujuan 3 menteri itu dapat mempercepat pengesahan dokumen rencana penyediaan listrik dari PLN nantinya.
Draf RUPTL itu bakal menjadi pedoman investasi PLN untuk jangka waktu 2025 sampai dengan 2034 mendatang.
“Insyallah [draf RUPTL] dalam satu bulan ini pasti sudah akan goal ya, tinggal sedikit lagi dan itu hanya perlu finalisasi saja,” kata Eniya.
Berdasarkan figur indikatif yang disampaikan PLN dalam Mandiri Investment Forum Selasa (11/2/2025), perusahaan setrum pelat merah itu berencana menambah kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT) sekitar 102 GW sampai 2040.
Sepanjang periode 2025 sampai dengan 2040, PLN menargetkan tambahan sekitar 75 GW pembangkit EBT, dengan rincian pembangkit hidro atau air sebesar 25 GW, solar sebesar 27 GW, angin mencapai 15 GW, panas bumi sebesar 7 GW dan bioenergi sekitar 1 GW.
Pada periode itu, PLN turut memasukkan pembangkit nuklir dengan kapasitas 5 GW dan gas sebesar 22 GW.
PLN telah memetakan kebutuhan pembangunan jaringan transmisi sepanjang lebih dari 63.000 kilometer hingga 2040.
“Tanpa jaringan transmisi ini, tidak ada cara untuk memanfaatkan potensi energi terbarukan kita. Tidak ada transisi tanpa transmisi,” kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dikutip dari siaran pers.
(naw)
































