PLTP Wapsalit 20 MW saat ini masih dalam tahap eksplorasi oleh pengembang swasta dan ditargetkan mulai operasi komersial atau commercial operation date (COD) pada 2028.
Sementara itu, PLTP Tulehu berkapasitas 2x10 MW kini tengah dalam tahap pengadaan oleh PLN dan ditargetkan COD pada 2031.
Selain itu, terdapat potensi panas bumi di Banda Baru di Pulau Seram yang dapat dikembangkan menjadi PLTP berkapasitas 25 MW sesuai dengan hasil survei oleh Badan Geologi.
Rencanannya, blok panas bumi itu akan ditawarkan dalam market sounding oleh Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM pada April 2025.
“Proses lelang sedang jalan,” kata Bahlil.
Saat ini, sistem kelistrikan di Maluku masih bergantung pada pembangkit berbasis energi fosil.
Berdasarkan data 2024, total kapasitas pembangkit listrik di wilayah ini mencapai 409 MW. Dari jumlah tersebut, sekitar 99% atau 406 MW masih berasal dari sumber fosil, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) serta kombinasi pembangkit berbahan bakar gas dan uap (PLTG, PLTGU, dan PLTMG).
PLTD menjadi penyumbang kapasitas terbesar dengan 249 MW atau sekitar 61% dari total kapasitas, disusul pembangkit berbasis gas dan uap yang menghasilkan 157 MW atau 38%.
Sementara itu, kontribusi energi baru terbarukan masih terbatas, hanya sekitar 3 MW atau kurang dari 1%, terdiri atas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 3 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Air atau Mikrohidro sebesar 0,1 MW.
(naw)






























