Logo Bloomberg Technoz

Latar belakang makro sangat positif bagi Indonesia saat ini di mana harga minyak dunia yang murah mendukung inflasi domestik yang lebih rendah dan potensial membantu daya beli lebih tinggi. Lalu, kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO), harga batu bara juga masih tangguh juga nilai rupiah yang dinilai terlalu rendah. 

"Kami memperkirakan pembalikan rata-rata yang kuat untuk rupiah: perhatikan bahwa mata uang Indonesia memiliki kecenderungan untuk mengejar ketertinggalan terhadap mata uang negara berkembang lainnya, seperti terjadi pada April 2020, Februari 2023, juga Agustus 2024)," kata Satria.

Menurutnya, setelah rupiah menguat, pasar akan segera memperhitungkan penurunan suku bunga BI pada kuartal III-2025 nanti, atau setelah permintaan valas yang tinggi secara musiman pada Mei-Juni berakhir.

Analis merekomendasikan para investor untuk memakai dana tunai memborong saham-saham BUMN dengan beta tinggi. Investor juga sebaiknya tak buru-buru menjual saham yang sudah mencatat rebound harga.

Saham-saham di bursa RI sudah banyak yang valuasinya murah (Bahana Sekuritas)

"Pasar sekarang diperdagangkan pada valuasi seperti Covid tetapi tanpa virus yang dapat membunuh. Pilihan utama kami masih tidak berubah dari laporan strategi terbaru kami: BBRI, BRIS, ANTM, CTRA, GOTO, ADHI. Perhatikan juga nama-nama komoditas yang dapat terangkat dari stimulus likuiditas yang disinkronkan secara global," demikian dilansir dari catatan riset terbaru pagi ini.

IHSG dibuka melompat naik 5% pagi ini, dan selanjutnya bergerak di kisaran 6.221. Beberapa saham mencatat lonjakan harga seperti BMRI yang harganya naik kebih dari 6%, lalu BBRI juga naik 5%, BBCA naik 4,4%, disusul saham konsumer seperti AMRT yang melonjak lebih dari 7%, juga PTRO yang naik 11%.

 

(red)

No more pages