Logo Bloomberg Technoz

“Berbagai perekonomian di kawasan Asia dan Pasifik yang sedang berkembang ditopang oleh fundamental yang kuat, sehingga menjadi landasan bagi ketangguhan di tengah lingkungan global yang menantang ini,” kata Kepala Ekonom ADB Albert Park.

Dia menambahkan, kenaikan tarif, ketidakpastian tentang kebijakan AS, dan kemungkinan meningkatnya ketegangan geopolitik merupakan tantangan yang signifikan terhadap prospek ekonomi. Maka itu, ekonomi di kawasan Asia harus mempertahankan komitmen mereka untuk membuka perdagangan dan investasi, yang telah mendukung pertumbuhan dan ketahanan kawasan ini.

Ekonomi China Tersungkur

Kemerosotan lebih lanjut pasar properti Tiongkok, sebagai perekonomian terbesar kawasan ini, juga dapat menjadi penghambat pertumbuhan. ADB memproyeksikan China hanya akan tumbuh 4,7% pada 2025 dan 4,3% tahun depan, dibandingkan dengan 5% tahun lalu.

Pertumbuhan lebih kuat di Asia Selatan dan Asia Tenggara, yang didorong oleh permintaan domestik, dan berlanjutnya pemulihan pariwisata di bagian lain kawasan ini, akan mengimbangi sebagian perlambatan di China. India—perekonomian terbesar di Asia Selatan—diproyeksikan akan tumbuh 6,7% tahun ini dan 6,8% tahun depan. Perekonomian di Asia Tenggara diperkirakan akan tumbuh 4,7% tahun ini dan tahun depan.

Permintaan eksternal yang lemah diperkirakan akan memberatkan kegiatan perekonomian di kawasan Kaukasus dan Asia Tengah, sehingga pertumbuhan diproyeksikan melambat dari 5,7% tahun lalu menjadi 5,4% tahun ini dan 5,0% tahun depan. Di Pasifik, pariwisata masih terus mendukung pertumbuhan, tetapi dengan laju lebih lambat, yang diperkirakan sebesar 3,9% tahun ini dan 3,6% tahun depan, dibandingkan dengan 4,2% tahun lalu.

(lav)

No more pages