China adalah salah satu negara yang diganjar tarif tersebut, bersama sekitar 60 negara lainnya. Namun Beijing tidak tinggal diam. Pemerintahan Presiden Xi Jinping balas menerapkan tarif bea masuk 34% terhadap impor asal Negeri Paman Sam.
Melihat balasan China, Trump tidak terima. Washington pun menambahkan tarif baru kepada China, yang kini mencapai 104%.
“Eskalasi perang tarif antara AS dan China mengguncang pasar global. Ketidakpastian membawa angin mendung di kepala investor,” tegas Tomo Kinoshita, Global Market Strategist di Invesco Asset Management, seperti diberitakan Bloomberg News.
Biasanya emas selaku safe haven asset diuntungkan dengan kondisi seperti ini. Akan tetapi, situasi begitu ekstrem sehingga emas ikut mengalami tekanan jual. Investor melepas emas untuk menutup kerugian di tempat lain.
Analisis Teknikal
Lalu bagaimana prediksi harga emas untuk hari ini? Berapa saja target yang perlu dicermati pelaku pasar?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih tertahan di zona bearish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 49,36.
RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang berada di posisi bearish. Namun RSI emas tidak jauh dari 50, sehingga cenderung netral.
Sementara indikator Stochastic RSI ada di 11,99. Cukup jauh di bawah 20, sudah sangat jenuh jual (oversold).
Dengan demikian, harga emas memang berpeluang menguat. Target resisten terdekat adalah US$ 3.023/troy ons yang merupakan Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MA-10 di US$ 3.062/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Adapun target support terdekat adalah US$ 2.990/troy ons, yang juga menjadi pivot point. Dari sini, harga emas bisa saja bergerak ke rentang US$ 2.973-2.952/troy ons.
(aji)































