Sebelumnya, pemerintah menargetkan negosiasi IEU-CEPA dapat dibungkus pada paruh pertama tahun ini. Saat ini, pembahasan kerja sama tersebut telah memasuki tahapan final. UE sendiri mencakup 14% dari perdagangan global dengan populasi 448 juta yang terdiri dari 27 negara.
Percepat RCEP
Selain IEU-CEPA, Airlangga memastikan kerja sama Regional Comprehensive Partnership Agreement (RCEP), yang basisnya berawal dari kerangka Asean+, akan didorong lebih cepat karena kerja sama dengan potensi ekonomi US$24,6 triliun ini merupakan inisiatif dari Indonesia.
Selain itu, Indonesia juga terlibat dalam inisiatif baru yaitu Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP), belajar dari Malaysia yang sudah memanfaatkan pakta ini untuk memperluas akses pasar ekspornya.
“Indonesia juga akan melakukan aksesi terhadap CPTPP, sehingga ini menjadi alternatif untuk balancing pasar,” kata Airlangga.
“Kemudian juga BRICS, kemarin Bapak Presiden juga sudah memutuskan Indonesia ikut New Development Bank, sehingga kita sudah punya aliansi berbagai negara secara multilateral,” lanjutnya.
Terakhir, kata Airlangga, Indonesia juga akan memperkuat kerja sama bilateral dengan kawasan Eurasia. Dalam kaitan itu, dia akan bertemu dengan Deputi Perdana Menteri Rusia pada 14 April untuk membahas akses pasar ke Negeri Beruang Merah.
(wdh)