Rupiah menyentuh level terlemah intraday pada hari pertama perdagangan usai liburan di level Rp16.865/US$.
Rupiah 'ditemani' oleh baht yang juga anjlok nilainya hingga 1,21% hari ini. Kinerja rupiah juga masih jadi salah satu yang terlemah bila dibandingkan performa valuta Asia lain selama periode libur panjang lalu.
Baht memimpin pelemahan 1,98% dibandingkan posisi terakhir pada 27 Maret lalu. Disusul rupiah 1,63%, lalu ringgit 1,10% dan yuan offshore 0,97%. Sementara peso Filipina justru berhasil menguat 0,33% pada periode yang sama.
Adapun di pasar offshore, rupiah NDF tadi malam untuk pertama kali ditutup menguat 0,63% di level Rp16.915/US$, setelah sempat menjebol level terlemah di Rp17.348/US$ pada Senin.
Jelang siang ini, rupiah NDF di pasar offshore, bergerak menguat 0,15% di level Rp16.889/US$.
Adapun di pasar surat utang negara, BI juga melakukan intervensi terutama karena tekanan jual yang luar biasa di awal perdagangan dibuka ditandai dengan lonjakan yield SUN 10Y yang melompat hingga 17 bps.
Siang ini, mayoritas tenor SUN masih bergerak naik imbal hasilnya, indikasi tekanan harga akibat arus jual yang membesar.
Yield SUN-1Y naik 20,1 bps kini di 6,828%, disusul oleh yield SUN-5Y yang naik 11,8 bps kini di 6,881%. Adapun tenor 2Y dan 10Y naik masing-masing 8,2 bps dan 10 bps kini di 6,772% dan 7,104%.
Terpantau, beberapa tenor SUN mencatat penurunan yield di antaranya tenor 11Y turun 5,4 bps, disusul tenor 12Y juga turun 5,8 bps yield-nya juga tenor 18Y terpangkas 5,6 bps.
Pada hari pertama perdagangan di bursa domestik setelah libur panjang Lebaran yang berlangsung sejak 28 Maret lalu, pasar keuangan RI terhantam arus jual yang menghebat terseret kemelut pasar global yang sudah mengalami kejatuhan sejak 'bom tarif Trump' dijatuhkan pada 2 April lalu.
IHSG dibuka langsung ambles 9,2% memicu penghentian perdagangan oleh otoritas bursa. Jelang penutupan sesi pertama hari ini, indeks saham masih melanjutkan tekanan dengan penurunan 7,6%.
(rui)




























