Logo Bloomberg Technoz

Sejauh catatan, intervensi BI di pasar offshore seperti keputusan hari ini, terbilang jarang dilakukan. Namun, BI sepertinya tidak punya cukup banyak pilihan selain mengambil kendali lagi untuk menyetir persepsi pasar.

Selisih yang terlalu jauh antara kurs rupiah di offshore dan spot domestik, bisa memperburuk persepsi pasar dan ekspektasi para traders. Sebagai gambaran, rupiah spot terakhir ditutup di posisi Rp16.560/US$, berselisih jauh dengan rupiah offshore yang sudah melampaui Rp17.000/US$.

Dalam pernyataannya hari ini, BI juga menegaskan, akan bersiap melakukan intervensi secara agresif di pasar dalam negeri, baik pasar spot maupun NDF, ketika pasar kembali dibuka esok Selasa. 

Penekanan kata 'agresif' menjadi hal berbeda dari pernyataan-pernyataan BI sebelumnya yang biasanya mengatakan 'intervensi secara berani'.

"Pergeseran nada Bank Indonesia dari 'berani' menjadi 'agresif' patut untuk dicatat, dengan intervensi yang langka dilakukan di pasar NDF offshore," kata Wee Khoon Chong, Senior APAC Market Strategist di BNY, dilansir dari Bloomberg News.

Ia menambahkan, BI melempar sinyal pada para traders di pasar domestik agar tidak terlalu 'bearish' terhadap rupiah, juga bahwa BI akan memastikan likuiditas yang dibutuhkan.

Otoritas moneter mengatakan, mereka akan melakukan optimalisasi instrumen likuiditas rupiah untuk memastikan kecukupan likuiditas di pasar uang dan perbankan domestik.

"Serangkaian langkah-langkah Bank Indonesia ini ditujukan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah serta menjaga kepercayaan pelaku pasar dan investor terhadap Indonesia," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso, hari ini.

Indonesia saat ini memiliki nilai cadangan devisa yang cukup besar, melampaui standar internasional.

Per akhir Februari, posisi cadangan devisa RI mencapai US$ 154,5 miliar, setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Posisi cadev itu sudah tergerus US$ 1,6 miliar dibanding akhir Januari dan menjadi penurunan terbesar sejak April 2024.

(rui)

No more pages