Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kebijakan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) akan memperkuat nilai tukar rupiah.
“Kita sudah melaksanakan DHE SDA. Jadi kita tidak terpojokkan ke depan sehingga nanti fundamental DHE SDA juga akan memperkuat posisi rupiah,” ujar Airlangga saat ditemui di Kompleks Istana Negara, dikutip Kamis (27/3/2025).
Rupiah spot dibuka melemah 0,18% di level Rp16.610/US$, mendekati lagi level rekor terlemah sejak era krisis moneter 1998 yang pecah awal pekan ini di Rp16.642/US$.
Sekadar catatan, pemerintah menerapkan kewajiban untuk memasukkan dan menempatkan DHE SDA sebesar 100% paling singkat satu tahun, yang berlaku sejak 1 Maret 2025.
Adapun, cadangan devisa memang digunakan oleh Bank Indonesia (BI) dalam rangka stabilisasi rupiah. Cadangan devisa Indonesia turun lumayan dalam pada Februari dibandingkan bulan sebelumnya. Salah satu penyebab tergerusnya cadangan devisa adalah untuk stabilisasi nilai tukar rupiah.
Pada Jumat (7/3/2025), BI mengumumkan cadangan devisa Tanah Air per akhir Februari adalah US$154,5 miliar. Melorot US$1,6 miliar dibandingkan Januari.
Selanjutnya, kata Airlangga, fundamental ekonomi Indonesia kuat karena memiliki tren ekspor yang bagus dan surplus neraca perdagangan.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$3,12 miliar pada Februari 2025, menurun US$380 juta secara bulanan (month-to-month/mtm).
Pelemahan rupiah berlangsung di tengah penguatan lagi indeks dolar AS sejak kemarin sampai pagi ini. Namun, rupiah nyatanya merespon lebih buruk dengan melemah terdalam di Asia bersama dolar Taiwan.
Mayoritas mata uang Asia malah bergerak menguat pagi ini dipimpin oleh yen Jepang yang naik nilainya 0,28%, peso 0,17%, won Korsel 0,16%, dolar Singapura 0,12%, yuan offshore 0,11%, baht 0,08%, yuan Tiongkok 0,06%, dolar Hong Kong 0,02% dan ringgit Malaysia bergerak menguat tipis. Sedangkan dolar Taiwan melemah 0,08% bersama rupiah yang tergerus 0,12%.
Tekanan yang dialami oleh rupiah pagi ini berlangsung ketika indeks saham kembali terlempar ke zona merah, terseret sentimen global. IHSG dibuka turun 0,15% setelah kemarin mencatat penguatan hampir 4% disokong kembalinya investor asing terdorong sentimen dividen emiten-emiten kakap.
(dov/roy)
