"Setelah kita cek, sebenarnya tidak semuanya. Contoh Mayora, ternyata tidak seperti itu beritanya. Bahkan ada beberapa yang dilaporkan PHK, pekerjanya malah bertambah," tutur dia.
"Kami butuh dukungan dari media, agar bisa melihat informasi ini secara utuh. Sehingga, validitas informasi yang beredar itu menurut saya harus dikonfirmasi," imbuhnya.
Belakangan, kabar badai PHK kembali mengintai awal tahun ini, dengan sejumlah pabrik seperti PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex yang dipastikan bubar akibat pailit, yang turut menyebabkan hampir 11 ribu buruh ter-PHK.
Kemudian, dua pabrik eralatan musik Yamaha dengan lini produksi piano dikabarkan juga terancam akan tutup tahun ini.
Kedua pabrik tersebut yakni PT Yamaha Music Production Asia di Bekasi yang akan tutup Maret, dan PT Yamaha Indonesia di kawasan Pulo Gadung, Jakarta yang akan tutup Desember.
Kedua pabrik tersebut berpotensi akan mengancam pemutusan hubungan kerja (PHK) masing-masing sebanyak 400 dan 700 orang. Sehingga totalnya mencapai 1.100 orang.
Lalu, sebanyak 400 orang buruh disebut bakal kena PHK imbas pabrik PT Sanken Indonesia tutup per Juni 2025. Jika ditotal, sudah sebanyak 900 orang kena PHK di pabrik asal Jepang tersebut.
Angka itu tercatat lantaran pada tahun lalu, pabrik yang berada di Cibitung, Bekasi tersebut sebelumnya sudah mem-PHK 500 orang buruh yang sebelumnya memproduksi semikonduktor, berubah menjadi power supply dengan mayoritas orientasi ekspor ke Jepang.
(ain)
