Logo Bloomberg Technoz

Hanya ringgit dan rupee yang masih melemah di zona merah dengan penurunan nilai tipis.

Penguatan mata uang Asia sepertinya lebih karena sentimen kebijakan bunga acuan Federal Reserve. Data manufaktur AS yang melemah memperkuat ekspektasi pelonggaran moneter akan berlanjut.

Ditambah lagi proyeksi terakhir The Fed Atlanta yang memperkirakan ekonomi AS akan terkontraksi pada kuartal pertama tahun ini, di angka -2,8% turun dibanding proyeksi sebelumnya -1,5%.

Hal itu melemahkan pamor dolar AS kendati tensi perang dagang makin memanas dengan keluarnya aksi balasan dari negara-negara yang disasar oleh Presiden AS Donald Trump. 

Meksiko dan Kanada yang dikenakan 25% tarif mulai menyiapkan balasan. Begitu juga China yang dikenakan tarif 20% oleh Trump.

China memberlakukan tarif hingga 15% pada produk AS dan melarang ekspor ke beberapa perusahaan pertahanan sebagai balasan atas kebijakan tarif baru pemerintahan Trump. Langkah ini semakin memperburuk perang dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia.

Beijing mengumumkan akan mengenakan bea masuk baru pada produk makanan dan pertanian asal AS, termasuk ayam dan kapas, setelah Washington menggandakan tarif atas seluruh ekspor China pada Selasa (04/03/2025). Produk lain seperti kedelai, daging sapi, dan buah-buahan akan dikenai tarif 10%, menurut pernyataan Kementerian Keuangan China.

Saham ambruk

Panasnya perang dagang telah merontokkan bursa saham di hampir semua kawasan. Mengekor Wall Street, IHSG hari ini juga rontok karena kekhawatiran perang dagang. IHSG ditutup melemah 2,14%, menjegal capaian hari sebelumnya yang naik hingga 4%.

Di sisi lain, pasar surat utang domestik hari ini juga terungkit sentimen bullish dari pasar obligasi AS. Sampai sore hari ini, tingkat imbal hasil SUN bergerak turun, mengindikasikan kenaikan harga surat utang.

Yield 2Y naik 1,1 basis poin jadi 6,567%. Imbal hasil untuk tenor 5Y juga turun 7,4 basis poin jadi 6,646%. Tenor 10Y juga turun 1,4 basis poin jadi 6,870%.

Ada dugaan, para investor memburu surat utang yang memiliki risiko lebih kecil dibandingkan saham di tengah situasi penuh ketidakpastian seperti saat ini.

(rui)

No more pages