Secara teknikal, rupiah telah menembus dua level support terdekat dan kini berpotensi melemah lebih jauh menuju level Rp16.550/US$ sebagai support terkuat. Ada level support menarik dicermati ada pada level Rp16.600/US$ sebagai support paling krusial.
Bank Indonesia akan berjaga di pasar mengantisipasi tekanan yang kemungkinan makin membesar dihadapi oleh rupiah di pasar spot hari ini.
Edi Susianto, Direktur Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia, mengatakan, tekanan yang dihadapi oleh rupiah seperti yang terlihat kemarin adalah karena dipicu oleh kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump yang akhirnya mengenakan tarif 25% pada Kanada, Meksiko dan 10% bagi China. Juga mengancam akan menerapkan tarif 25% pada Uni Eropa.
"Tentu BI terus mengawal dengan selalu berada di pasar untuk menjaga keseimbangan supply demand valas di pasar agar market confidence tetap terjaga," kata Edi kepada Bloomberg Technoz, Jumat pagi ini.
Intervensi dilakukan selama ini dengan strategi triple intervention yakni intervensi di pasar spot valas, domestic NDF, dan pasar surat utang negara.
IHSG ambles lagi
Rupiah terjatuh pagi ini ketika IHSG kembali dibuka merah 0,6% dan langsung dengan cepat merosot hingga ambles 1,21% ke level 6.410.
Kejatuhan indeks menandai dimulainya fase bearish IHSG.
Di pasar surat utang, mayoritas harga obligasi negara pagi ini juga tertekan. Yield SBN tenor 5Y kembali melonjak 2,2 basis poin pagi ini ke 6,788%. Lalu tenor 10Y juga naik 2 basis poin
(rui)































