Pasar keuangan merespons kemenangan Merz dengan positif. Nilai euro naik 0,3% menjadi $1,0487 dalam perdagangan pagi di Asia, sementara investor kini menunggu seberapa cepat Merz dapat membentuk pemerintahan baru.
CDU/CSU harus menggandeng setidaknya satu mitra koalisi untuk memperoleh mayoritas di parlemen. Opsi yang paling memungkinkan adalah SPD—tanpa peran kabinet untuk Scholz—atau Partai Hijau. Jika diperlukan, Merz mungkin harus membentuk koalisi tiga partai yang lebih kompleks.
Persoalan utama dalam negosiasi CDU dan SPD diperkirakan akan berpusat pada kebijakan kesejahteraan sosial, imigrasi, serta pendanaan negara untuk sektor pertahanan. Jika hanya lima partai yang lolos ke parlemen dan proyeksi saat ini bertahan, koalisi CDU-SPD akan cukup untuk memperoleh mayoritas di parlemen.
Setiap partai politik utama menolak bekerja sama dengan AfD, yang berarti partai anti-imigran tersebut tetap berada di luar pemerintahan.
Kanselir Scholz pun mengisyaratkan tidak akan membantu proses negosiasi koalisi CDU dan akan tetap menjalankan tugasnya hingga pemerintahan baru terbentuk.
“Kami kalah dalam pemilu ini, tidak bisa dipungkiri,” kata Scholz.
Sementara itu, rekan kepemimpinan SPD, Lars Klingbeil, menegaskan bahwa partainya tidak harus bergabung dalam pemerintahan dan bisa memilih tetap menjadi oposisi.
“Tanggung jawab untuk memimpin pemerintahan kini ada di tangan Friedrich Merz,” kata Klingbeil.
Di markas AfD, sorak-sorai pecah ketika lembaga penyiaran publik mengumumkan bahwa partai tersebut berpotensi menjadi oposisi utama di parlemen mendatang.
AfD mengusung agenda kontroversial, termasuk menyerukan Jerman keluar dari Uni Eropa dan mata uang euro, serta ingin mengusir ratusan ribu imigran ilegal. Tiga cabang AfD di wilayah bekas Jerman Timur bahkan diklasifikasikan sebagai ekstremis dan diawasi oleh badan intelijen dalam negeri Jerman.
Keberhasilan AfD yang sebelumnya hanya mencapai 13% suara pada 2017 mencerminkan tren naiknya dukungan terhadap partai sayap kanan di seluruh Eropa. Kandidat AfD, Alice Weidel, bahkan menargetkan kemenangan di pemilu berikutnya.
“Kami akan memburu mereka,” ujar Weidel dalam wawancara dengan stasiun televisi nasional.
Serangkaian tantangan besar di Eropa membuat tekanan terhadap Merz semakin meningkat untuk segera membentuk pemerintahan. Pekan depan, para pemimpin Uni Eropa akan menggelar pertemuan darurat guna membahas pertahanan blok tersebut, terutama karena Amerika Serikat mulai mengurangi dukungan militer dan finansialnya bagi Ukraina.
Washington juga telah memulai negosiasi perdamaian dengan Rusia tanpa melibatkan Eropa atau Kyiv, yang berpotensi mengubah arsitektur keamanan di benua tersebut untuk bertahun-tahun ke depan.
Sementara itu, Trump mengucapkan selamat kepada Merz melalui media sosial, menyebut hasil pemilu sebagai “hari yang luar biasa bagi Jerman.” Namun, Wakil Presiden AS, JD Vance, justru membuat pernyataan kontroversial dengan menyarankan agar Jerman menghapus “batasan” terhadap AfD dan mempertimbangkan mereka dalam pemerintahan.
Merz menegaskan bahwa Eropa harus mengurangi ketergantungannya pada Amerika Serikat secara bertahap.
“Kita harus memperkuat Eropa hingga kita menjadi lebih mandiri dari AS,” katanya dalam debat Minggu malam. “Jelas bahwa bagi sebagian orang Amerika, nasib Eropa tidak terlalu penting.”
Jerman menghadapi kebutuhan reformasi besar-besaran untuk mengembalikan daya saing sektor industrinya. Harapan akan pemerintahan baru yang lebih pro-bisnis dan pemangkasan suku bunga membuat kepercayaan investor meningkat tajam dalam dua tahun terakhir.
Indeks DAX di bursa saham Jerman juga terdongkrak oleh ekspektasi bahwa Merz akan bekerja sama dengan SPD untuk menerapkan kebijakan ekonomi yang lebih ramah pasar.
Namun, Jerman tetap rentan terhadap perlambatan ekonomi China dan defisit perdagangannya dengan AS yang menjadi target kritik Trump. Hubungan transatlantik semakin tegang setelah pemerintahan AS saat ini menggelar negosiasi langsung dengan Rusia mengenai perang Ukraina tanpa melibatkan NATO.
“Saya tahu betapa besar tanggung jawab ini dan seberapa berat pekerjaan yang menanti kami,” ujarnya.
(bbn)































