Sehingga, tidak ada peraturan seperti yang membatasi naik atau turunnya harga saham. 

Karakteristik di AS juga mirip dengan Indonesia, yang pertumbuhan ekonominya ditopang oleh konsumsi masyarakat, meski konsumsi di AS lebih besar, mencapai 70% dari total PDB.

Bahkan, keputusan konsumsi masyarakat AS juga kebanyakan berdasarkan hasil investasinya.

“Saat kita misalnya punya tabungan di saham Tesla, punya saham di Disney, [lalu] sahamnya lagi anjlok, aduh kita enggak makan dulu deh yang mahal-mahal [hemat],” tutur Satria.

(dhf)