Bloomberg Technoz, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto memastikan akan meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atua BPI Danantara dalam 9 hari mendatang, atau tepatnya pada 24 Februari 2025.
Badan tersebut direncakan setidaknya akan mengelola investasi mencapai lebih dari US$900 miliar atau sekitar Rp14.724 triliun, melalui berbagai aset yang dimiliki oleh pemerintah.
"Sembilan hari dari sekarang, kita akan luncurkan Dana Investasi Indonesia yang saya beri nama Danantara," ujar Prabowo dalam pidato politiknya disela HUT Partai Gerindra, Sabtu (15/2/2025).
Selain itu, Prabowo juga meminta kepada para Kepala terdahulu, seperti Joko Widodo atau Jokowi, Susilo Bambang Yudhoyono hingga Megawatai Soekarno Putri untuk menjadi pengawas badan tersebut.
Organisasi Masyarakat atau Ormas Keagamaan juga turut diminta Prabowo untuk mengawasi badan, yang diharapkan dapat menjadi katalis target ambisius pertumbuhan ekonomi mencapai 8%.
"Saya minta semua presiden sebelum saya berkenan ikut menjadi pengawas di Danantara ini," kata dia. "Saya juga berpikir, kalau perlu, pimpinan NU [Nahdlatul Ulama], Muhammadiyah, mungkin dari KWI ikut juga membantu mengawasi."
Peluncuran Danantara itu sbeelumnya juga telah diungkap Prabowo dalam forum internasional pidato online di World Governments Summit di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Kamis lalu.
Rencananya, Danantara akan berinvestasi dalam proyek-proyek hiliriasi, termasuk energi terbarukan, manufaktur maju, industri hilir, hingga produksi makanan, kata Prabowo.
“Semua proyek-proyek ini akan berkontribusi pada pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%.” kata dia.
Pendanaan awal sebelumnya dapat berasal dari setidaknya Rp1.000 triliun dalam bentuk uang tunai, aset-aset negara, dan saham-saham milik pemerintah.
Hanya saja, Prabowo belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai struktur atau strategi investasi Danantara. Tetapi, pemerintah tengah menyiapkan kerangka peraturan diharapkan segera terbit untuk memperjelas operasinya.
Danantara saat ini dipimpin oleh Muliaman Hadad, mantan deputi gubernur Bank Indonesia. Tetapi, belakangan juga ada isu jika Pandu Sjahrir, seorang pengusaha perusahaan tambang PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) disebut juga akan andil dalam manajemen tersebut.
(ibn/del)