Logan menambahkan bahwa para pejabat bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) berada dalam posisi yang baik untuk terus memantau data ekonomi yang masuk. Jika tren data seperti akhir tahun 2024 berlanjut—di mana pasar tenaga kerja tetap kuat dan inflasi terus mereda—The Fed dapat semakin yakin bahwa mereka mendekati skenario soft landing, yaitu perlambatan ekonomi tanpa memicu resesi.
Ia juga menegaskan bahwa fokus utamanya tetap pada stabilitas harga dan pencapaian target inflasi 2% yang ditetapkan oleh bank sentral.
Pada pertemuan 28-29 Januari lalu, The Fed mempertahankan suku bunga acuan setelah menurunkannya sebesar satu poin persentase dalam tiga pertemuan terakhir tahun 2024. Sejumlah pejabat The Fed sebelumnya menyatakan bahwa mereka ingin menunggu hingga inflasi benar-benar mereda dan mendapatkan kejelasan lebih lanjut mengenai kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump sebelum mengambil keputusan terkait suku bunga.
Kebijakan Trump—yang mencakup tarif impor, pemotongan pajak, dan perubahan kebijakan imigrasi—menambah ketidakpastian terhadap prospek ekonomi. Para ekonom memperingatkan bahwa kebijakan tersebut berpotensi memicu lonjakan inflasi.
Data terbaru yang dirilis pekan ini menunjukkan bahwa indeks harga konsumen (IHK) naik 0,5% pada Januari dibandingkan bulan sebelumnya, kenaikan tertinggi sejak 2023. Sementara itu, inflasi inti—yang tidak memasukkan harga pangan dan energi yang cenderung berfluktuasi—juga meningkat lebih tinggi dari perkiraan.
"Saya rasa beberapa bulan ke depan akan sangat penting bagi kita dalam mengamati data," ujar Logan. "Bisa saja ada interaksi antara awal tahun dan siklus bisnis, di mana perusahaan memanfaatkan momentum ekonomi yang kuat untuk menyesuaikan harga."
(bbn)