Selain aksi profit taking, harga CPO juga terpeleset karena dinamika geopolitik. Ada harapan bahwa perang Rusia-Ukraina yang berlangsung sejak 2022 bisa diakhiri.
Bloomberg News memberitakan, utusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk Ukraina dan Rusia berencana menyampaikan kepada kedua presiden beberapa opsi untuk mengakhiri perang, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut. Pesan itu akan disampaikan dalam beberapa pekan mendatang.
Utusan tersebut, pensiunan jenderal Keith Kellogg, akan mengumpulkan masukan dari para pejabat di Konferensi Keamanan Munich di Jerman, mulai Jumat, dan selama kunjungan ke Kyiv dan ibu kota Eropa lainnya, kata orang-orang tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena rencana tersebut tidak dipublikasikan.
Semafor melaporkan sebelumnya bahwa Kellogg sedang mempersiapkan opsi untuk Trump. Itu akan menjadi panggung bagi presiden untuk mengadakan negosiasi langsung dengan Presiden Vladimir Putin dari Rusia dan Volodymyr Zelenskiy dari Ukraina, orang-orang tersebut menambahkan.
“Meredanya perang Rusia-Ukraina akan menandai berakhirnya era logistik tinggi dan ketidakpastian di Laut Hitam. Dengan begitu, masalah pasokan minyak biji bunga matahari akan terselesaikan sehingga ekspornya kembali meningkat,” kata Anilkumar Bagani, Kepala Riset Komoditas di Sunvin Group.
Saat harga minyak biji bunga matahari turun, harga minyak nabati lainnya pun mengikuti. Kemarin, harga minyak kedelai di bursa Dalian (China) ambruk 2,22%. Sedangkan di Chicago Board of Trade (AS) melemah 1,1%.
Saat harga minyak nabati pesaing makin murah, maka keuntungan menggunakan CPO akan berkurang. Permintaan turun, harga pun mengikuti.
Analisis Teknikal
Jadi bagaimana dengan proyeksi harga CPO untuk hari ini? Apakah bisa bangkit atau malah kian terjepit?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO masih bertengger di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index RSI) yang sebesar 59. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Namun hati-hati, karena indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 88. Sudah di atas 80, yang berarti masih tergolong jenuh beli (overbought).
Oleh karena itu, bukan tidak mungkin harga CPO masih akan mengalami koreksi. Masih ada keuntungan yang bisa dicairkan, sehingga risiko aksi jual akan membayangi.
Target support ada di MYR 4.454/ton yang menjadi Moving Average (MA) 10. Jika tertembus, maka MA-20 di MYR 4.343/ton bisa menjadi target selanjutnya.
Adapun target resisten adalah MYR 4.758/ton. Penembusan di titik ini berpotensi mengangkat harga CPO ke arah MYR 4.774/ton.
(aji)