Logo Bloomberg Technoz

Indeks ini melonjak lebih dari 1% pekan lalu tak lama setelah Trump mengumumkan tarif 25% untuk impor dari Meksiko dan Kanada, tetapi anjlok saat kedua negara tetangga AS tersebut mencapai kesepakatan dengan Trump untuk menunda tarif tersebut.

Selain itu, baru-baru ini AS mengatakan mereka berencana mulai mengenakan pungutan sebesar 25% untuk semua impor aluminium dan baja, yang berlaku efektif pada 12 Maret. Tarif ini mengancam akan menjungkirbalikkan perdagangan logam global, yang digunakan di berbagai macam industri, mulai dari mobil hingga infrastruktur.

Dolar AS telah meningkat karena tarif AS. (Bloomberg)

Negara-negara di seluruh dunia kini sedang mencoba bernegosiasi dengan AS. Tokyo telah meminta Trump untuk mengecualikan perusahaan-perusahaan Jepang dari tarif baja dan aluminium baru. 

Sementara Kepala Perdagangan Uni Eropa, Maros Sefcovic berbicara dengan tiga anggota penting pemerintahan Trump untuk menemukan solusi atas perselisihan perdagangan trans-Atlantik yang sedang terjadi.

Vamvakidis dari BofA mengatakan jika Trump mengenakan tarif 10% atau 20% pada semua impor AS, maka negara-negara lain akan membalas, membuat AS "lebih rentan."

"Semua orang akan berakhir lebih buruk, tetapi AS akan lebih buruk lagi," katanya. "Karena proteksi perdagangan akan meningkat paling tinggi di AS, seluruh dunia akan terus berdagang satu sama lain, seperti sebelumnya atau bahkan mungkin mengurangi proteksi perdagangan satu sama lain sebagai respons terhadap tarif AS."

Vamvakidis menyimpulkan bahwa hal ini akan berdampak negatif pada produktivitas jangka panjang AS, menantang keistimewaan AS dan pada gilirannya akan melemahkan dolar dalam jangka panjang.

(bbn)

No more pages