Lebih lanjut, Prabowo mengimbau agar seluruh pihak menyudahi seminar-seminar, kajian, hingga diskusi kelompok terfokus (focus group discussion/FGD) untuk merumuskan suatu kebijakan bagi masyarakat. Menurut dia upaya tersebut hanya dapat dilakukan dengan tindakan konkrit, bukan sekedar diskusi-diskusi belaka.
“Mau diskusi apa lagi, itu tuh entaskan kemiskinan absolut bantu rakyat, yang lapar cari makan, sekolah rusak perbaiki, jalan rusak perbaiki,” ucap Prabowo.
“Mau belajar gimana mengentaskan kemiskinan studi banding ke Australia. Australia itu termasuk 10 negara terkaya di dunia, kok belajar ke Australia,” lanjutnya.
Bahkan, Prabowo menilai studi banding yang dilakukan untuk mengentaskan kemiskinan tidak perlu belajar jauh-jauh ke Australia. Prabowo menyatakan, studi banding pengentasan kemiskinan seharusnya dilakukan dengan mempelajari pramuka.
“Studi banding belajar pramuka, ada apa belajar pramuka? grundel, abis itu lobi-lobi wartawan, LSM, untuk serang saya. Gapapa saya lebih takut emak-emak daripada mereka,” ucap Prabowo.
Adapun, efisiensi anggaran yang dimaksud termaktub dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2025.
Sebagai tindak lanjut instruksi tersebut, Sri Mulyani menerbitkan surat edaran pemangkasan anggaran K/L dalam anggaran 2025. Dalam surat bernomor S-37/MK.02.2025, Sri Mulyani meminta kepada seluruh K/L untuk "melakukan reviu sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing, dalam rangka efisiensi atas anggaran belanja Kementerian/Lembaga dalam APBN Tahun Anggaran 2025."
(azr/spt)