Logo Bloomberg Technoz

Mata uang kripto juga bangkit, sedikit mencerminkan animo pasar yang kembali tumbuh untuk aset berisiko. Aset digital Bitcoin bahkan mencatatkan lompatan harga 5,3% menjadi US$101.828. 

Sentimen pasar global yang relatif lebih tenang, tak lain karena perkembangan negosiasi vonis tarif antara AS dengan Meksiko dan Kanada. Presiden AS Donald Trump telah berbicara baik dengan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum maupun PM Kanada Justin Trudeau, untuk menunda penerapatan tarif.

Dengan China, Trump belum memberikan update terbaru. Yang pasti, perkembangan baru itu memberi sedikit kelegaan walau sebagian besar pelaku pasar menilai situasi masih akan dinamis dan volatile.

Pada pembukaan pasar Asia pagi ini, bursa saham di Korsel rebound. Indeks Kospi dan Kosdaq menguat masing-masing 1,5% dan 2,22%. Bursa saham Jepang juga dibuka hijau. Nikkei dan Topix masing-masing menguat 1,55% dan 1,22% di awal transaksi.

Sementara mata uang Asia terpantau rebound juga, di mana ringgit menjadi yang terbanyak penguatannya, mencapai 0,49%, won juga menguat 0,26%, baht 0,24%, dolar Singapura 0,10% dan yuan offshore juga sedikit menguat.

Hanya yen yang masih lemah dengan penurunan nilai 0,36% dan dolar Hong Kong sedikit bergerak turun 0,01%.

Di luar isu geopolitik, sejatinya muncul isu yang berpotensi menekan pergerakan aset di emerging market. Salah satu pejabat bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), mengeluarkan sinyal yang hawkish terkait prospek kebijakan bunga acuan ke depan.

Raphael Bostic, Gubernur Federal Reserve Bank of Atlanta, menyatakan bahwa ia ingin menunggu lebih lama sebelum memangkas suku bunga kembali. 

“Saya ingin melihat bagaimana dampak dari pemangkasan 100 basis poin yang kami lakukan di akhir tahun lalu terhadap perekonomian,” ujar Bostic, Senin (03/02/2025). “Bergantung pada data yang ada, mungkin kita akan menunggu cukup lama.”

Sinyal higher for longer itu searah dengan perkembangan ekonomi AS yang makin memperlihatkan tanda-tanda kokoh. Indeks manufaktur dari Institute for Supply Management (ISM) Amerika pada Januari, naik ke zona ekspansi, pertama kali sejak 2022. Yaitu dengan kenaikan 1,7 poin menjadi 50,9—angka tertinggi sejak September 2022. 

Hari ini, pasar menantikan data pekerjaan AS, JOLTS Job Opening AS. Sebelumnya, dari dalam negeri, pasar akan mencermati Sidang Paripurna DPR-RI yang dijadwalkan akan mengesahkan UU BUMN. Lelang Surat Utang Negara dengan target Rp26 triliun juga dilangsungkan pada hari ini.

Analisis teknikal

Secara teknikal memiliki level resistance terdekat di Rp16.400/US$. Level resistance potensial selanjutnya menuju Rp16.350/US$, dan juga kembali mencapai Rp16.300/US$ sebagai level paling optimis penguatan rupiah dalam tren jangka menengah dengan time frame daily.

Apabila terjadi tekanan lagi, rupiah memiliki level support psikologis di Rp16.450/US$. Apabila level ini berhasil tertembus, maka mengkonfirmasi laju support selanjutnya di Rp16.500/US$ yang makin menjauhi MA-50, dan MA-100.

Analisis Teknikal Nilai Rupiah 4 Februari 2025 (Riset Bloomberg Technoz/Julian Fadli)

(rui)

No more pages