Logo Bloomberg Technoz

“Masih ada jarak dengan permintaan sebelum masa pandemi. Kami tidak berpikir permintaan akan naik signifikan dalam waktu dekat, mungkin butuh waktu 3-5 tahun untuk rebound,” kata Xing Zhaopeng, Senior China Strategist di Australia & New Zealand Banking Group Ltd.

Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah China tenor 10 tahun turun 2 basis poin (bps) ke 2,695% pada pukul 10:57 waktu setempat. Yield menuju level terendah sejak November tahun lalu.

Pada kuartal I-2023, ekonomi China tumbuh dengan level tertinggi dalam setahun terakhir. Namun data terkini soal aktivitas manufaktur yang terkontraksi dan pelemahan perdagangan internasional memberi sinyal bahwa pemulihan itu mulai pudar.

“Inflasi China melambat ke titik hampir 0%. Ditambah deflasi di tingkat produsen, ini memberi bukti bahwa ekonomi belum melaju dengan kekuatan penuh.

“Data yang lemah ini membuka ruang bagi bank sentral China (PBoC) untuk melonggarkan kebijakan dalam bulan-bulan ke depan, sebelum permintaan pulih sehingga menyebabkan tekanan harga pada paruh kedua 2023,” papar Eric Zhu, Ekonom Bloomberg Economics.

Perbankan China juga punya ruang untuk menurunkan bunga kredit setelah beberapa di antaranya memangkas bunga simpanan.

Namun, Kepala Ekonom untuk China di Jones Lang LaSalle Inc Bruce Pang menilai PBoC kemungkinan tidak akan mengambil tindakan cepat.

“China masih dalam tahap disinflasi, bukan deflasi. Inflasi bisa naik lagi karena konsumsi pada saat libur Hari Buruh pada awal bulan ini. ini membuat kebutuhan pelonggaran moneter tidak terlalu mendesak dalam waktu dekat,” terangnya.

Analis Biro Statistik Nasional China Dong Lijuan dalam keterangan tertulis menyebut tingginya basis tahun lalu menekan inflasi April. Kala lockdown untuk meredam penyebaran Covid-19 diberlakukan di berbagai kota besar (termasuk Shanghai), pasokan barang terhambat sehingga harga naik tinggi.

Melambatnya kenaikan harga makanan dan energi membuat inflasi melandai. Inflasi makanan tercatat 0,4% yoy pada April, melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang 2,4% yoy karena mulai meredanya kenaikan harga daging babi.

Sementara deflasi di tingkat produsen disebabkan oleh penurunan harga bahan baku seperti bijih besi dan minyak mentah.

(bbn)

No more pages