“Kita bisa belajar sama India, jadi kita harus pintar-pintar jangan cuma di lobi sama [negara] Barat enggak boleh ini, itu. Iya kita cari tahu negara ini bisa ekspor gimana caranya, tanya ke sana, diskusi. Mungkin kita belinya dari India bisa kan. Itu menguntungkan bagi ekonomi kita. Enggak usah kita terlalu didorong, diatur-atur oleh negara lain,” ujar Moshe.
Pada 2023, Negeri Bollywood ditaksir bisa menghemat US$2,7 miliar sepanjang kuartal I—IIII, berkat mengimpor minyak dari Rusia. Penghematan tersebut dihitung dari turunannya beban defisit neraca perdagangan, serta kenaikan margin industri kilang di negara tersebut.
Negara Asia Selatan itu tercatat menerima 1,85 juta barel per hari (bph) minyak Negeri Beruang Merah sepanjang Januari—September tahun tersebut.
Transaksi Pertamina
Lebih lanjut, Moshe menyebut jual beli minyak dari Rusia dilakukan dengan transaksi business-to-business (B2B) atau antara perusahaan minyak Rusia dengan PT Pertamina (Persero). Transaksi tersebut dikontrol penuh oleh pemerintahnya.
“Mereka mengikuti aturan dari pemerintah [Rusia]. Pemerintahnya bilang ya turunkan [harga minyak], harga kasih diskon segala mereka akan nurut, tetapi ya itu tetap kesepakatannya B2B,” tuturnya.
Walaupun Pertamina dapat mengambil keputusannya sendiri dalam mengimpor minyak, perusahaan pelat merah itu perlu berkonsultasi dengan Kementerian BUMN perihal administrasi karena transaksi yang dilakukan jumlahnya tidak sedikit.
“Jangan sampai ada kasus-kasus yang kayak sebelumnya, kayak kasus Bu Nicke [mantan dirut Pertamina] lagi dahulu itu masalah pembelian LNG. Sebelumnya Bu Karen, ada masalah trade juga,” ucapnya.
Di sisi lain, Moshe menjelaskan RI tak perlu khawatir perihal sanksi karena AS tidak mengontrol dunia. AS hanya mengatur transaksi perdagangan yang selama ini dikontrol negara Barat. Indonesia disebut bisa menggunakan jalur perdagangan yang selama ini melibatkan AS dan Eropa.
“Asal kita menggunakan jalur yang tidak ada keterlibatan Amerika dan Eropa which is memang tidak mudah, tetapi ya bisa. Sah-sah saja kalau kita ada jalurnya tidak ada yang dilanggar,” jelasnya.
“Kita kan negara yang berdaulat, tiak ada negara lain bisa memerintah kita."
Sekadar catatan, importir minyak mentah terbesar Indonesia adalah Pertamina. Saat dimintai konfirmasi, perseroan melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sebelumnya terbuka dengan opsi meminang minyak Rusia, selama prosedurnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Adapun, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume impor minyak RI mencapai 17,84 juta ton pada 2023, naik dari 15,26 juta ton pada 2022; 13,77 juta ton pada 2021; dan 10,51 juta ton pada 2020. Negara asal minyak mentah yang diimpor Indonesia kebanyakan dari Arab Saudi, Angola, AS, Nigeria, Australia, dan sebagainya.
Sejak 2022, minyak Rusia terimbas kebijakan batasan harga atau price cap dari G-7 untuk membatasi sumber pendanaan perang Kremlin dalam invasi ke Ukraina. Minyak Rusia diberi batasan harga US$60/barel alias di bawah harga pasar minyak dunia acuan, seperti Brent atau West Texas Intermediate (WTI).
Pada Jumat (10/1/2025), pemerintahan AS di bawah Joe Biden menerbitkan serangkaian sanksi baru yang sangat agresif terhadap sektor energi Rusia, yang menargetkan produsen migas terkemuka Rusia, perusahaan asuransi, serta puluhan kapal tanker yang digunakan untuk mengangkut kargo minyak Rusia ke seluruh dunia.
Namun, Trump belakangan disebut akan mencabut sanksi tersebut dari Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan siap untuk berunding dengan AS tentang perselisihannya dengan Ukraina.
Akan tetapi, pada saat bersamaan, para penasihat presiden AS dikabarkan juga tengah menyusun dua skema strategi sanksi yang luas untuk memfasilitasi kesepakatan diplomatik Rusia-Ukraina dalam beberapa bulan mendatang, kata orang-orang yang mengetahui masalah tersebut kepada Bloomberg.
(wdh)

































