Trump diambil sumpah untuk jabatan sebagai Presiden AS ke-47 pada Senin siang waktu setempat. Segera setelah inaugurasinya, Trump menandatangani serangkaian perintah eksekutif, termasuk satu yang menyatakan keadaan darurat nasional di perbatasan AS-Meksiko.
Namun, khusus untuk kebijakan tarif impor, Trump memutuskan menunda pengumuman tarif khusus untuk China. Ia memerintahkan pemerintahannya untuk menangani praktik perdagangan tidak adil secara global, dan menyelidiki apakah Beijing telah mematuhi kesepakatan dagang yang ditandatangani selama masa jabatan pertamanya.
Langkah-langkah ini—yang dijelaskan dalam lembar fakta yang belum dipublikasikan—ditujukan untuk "membalikkan dampak destruktif dari kebijakan perdagangan globalis yang mengabaikan kepentingan Amerika," menurut salinan dokumen yang dilihat oleh Bloomberg News.
Dalam dokumen itu, disebutkan bahwa lembaga-lembaga federal utama akan diminta untuk menangani manipulasi mata uang oleh negara-negara lain.
“Fakta bahwa kita melihat tanda-tanda hubungan yang lebih bersahabat antara AS dan China, serta kemungkinan penerapan tarif yang lebih hati-hati, sangat baik untuk kawasan ini,” kata Kyle Rodda, analis senior di Capital.com di Melbourne.
“Trump memang sangat berubah-ubah dan semua itu bisa berubah hanya dengan satu postingan di Twitter, tetapi untuk saat ini hal ini memberi kepercayaan pada investor bahwa yang terburuk dari perang dagang mungkin tidak akan terwujud," kata analis.
Pasar negara berkembang pada Selasa pagi cenderung hijau karena sentimen penundaan tarif itu. Bukan hanya mata uang yang menguat, bursa saham juga hijau. Sinyal. positif itu kemungkinan akan menjalar pula ke pasar domestik.
Analisis teknikal
Rupiah memiliki level resistance terdekat pada level Rp16.340/US$, resistance potensial selanjutnya menuju Rp16.300/US$, dan juga kembali mencapai Rp16.250/US$ sebagai level paling optimis penguatan rupiah dalam tren jangka menengah, atau dalam sepekan, dengan time frame daily.
Bila terjadi pelemahan, nilai rupiah memiliki level support psikologis pada level Rp16.400/US$. Apabila level ini berhasil tembus, maka mengkonfirmasi laju support selanjutnya pada level Rp16.410/US$ dan juga Rp16.450/US$ yang makin menjauhi MA-50 dan MA-100.
Lelang SUN Rp26 triliun
Hari ini, Kementerian Keuangan akan menggelar lelang Surat Utang Negara dengan target indikatif Rp26 triliun dan maksimal 150% dari target indikatif dimenangkan.
Lelang SUN pekan ini akan menjadi lelang perdana pasca penurunan BI rate yang telah membawa tingkat yield SUN di pasar sekunder menurun kembali di bawah 7% untuk tenor pendek.
Di tengah sentimen pasar yang membaik pasca kelegaan terkait kebijakan tarif, meski mungkin untuk sementara, ada peluang lelang hari ini mungkin akan lebih bergairah dibandingkan lelang SUN terakhir yang gagal menarik minat pasar.
Di sisi lain, penurunan bunga Sekuritas Rupiah (SRBI) dalam tiga lelang beruntun, akan memberi daya tarik lebih besar bagi pasar surat utang negara.
Dalam lelang Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang dilangsungkan Jumat pekan lalu, tingkat imbal hasil SRBI tenor terpanjang yaitu 12 bulan turun ke level terendah sejak Oktober. Adapun minat yang masuk terpantau meningkat menyentuh lebih dari Rp63 triliun.
Apa yang terjadi dalam lelang SRBI dengan tingkat bunga diskonto turun, menurut analis, menjadi sinyal akan ada penurunan bunga acuan BI rate sebesar 25 basis poin dalam waktu dekat.
Bank investasi asal Inggris, Barclays, menilai penurunan bunga SRBI adalah sinyal pemangkasan BI rate lebih lanjut sebanyak 25 bps pada kuartal ini. Dalam pandangan analis Barclays di antaranya Brian Tan dan Audrey Ong, seperti dilansir dari Bloomberg, BI terlihat lebih menoleransi pelemahan rupiah demi memburu pertumbuhan ekonomi.
"BI bisa menaikkan bunga SRBI lebih tinggi untuk menarik arus modal asing masuk agar setidaknya sebagian bisa mengimbangi implikasi nilai tukar dari pemangkasan bunga, tapi suku bunga SRBI justru turun," kata analis.
Imbal hasil SRBI dinilai tidak mungkin kembali ke level tertinggi tahun lalu yaitu hingga 7,5% setelah BI beralih sikap menjadi dovish dan pro-pertumbuhan.
(rui)

































