Logo Bloomberg Technoz

“Bagi investor Kripto, volatilitas seperti ini adalah bagian dari perjalanan. Apakah ini saat yang tepat untuk membeli atau menunggu, sepenuhnya bergantung pada strategi dan keyakinan masing-masing. Yang jelas, pasar Kripto akan terus menjadi medan penuh tantangan dan juga peluang,” papar Panji.

Mencermati harganya, Bitcoin sedang mengalami penurunan dari level tertingginya (All Time High/ATH) di angka US$108.356 yang dicapai sebelumnya, lalu melandai ke posisi saat ini US$96.282 pada Jumat (27/12/2024) jelang siang hari pukul 11.00 WIB.

Sementara secara Year to Date (YTD), kenaikannya mencapai 127%.

Salah satu faktor yang memperparah penurunan ini adalah aksi ambil untung (Profit Taking) pasca pencapaian ATH. Selain itu, keputusan Federal Reserve untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pekan lalu, sekaligus mengisyaratkan perlambatan pemangkasan di masa depan, memicu ketidakpastian.

Proyeksi terbaru The Fed menunjukkan hanya akan ada 50 basis poin pemangkasan pada 2025, jauh lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar sebelumnya yang mencapai 100 bps.

“Hal ini mendorong penguatan dolar AS ke level tertinggi dalam dua tahun, yang secara historis menjadi faktor tekanan bagi aset-aset berisiko, termasuk Aset Kripto,” kata Panji.

Panji menyebut, Fear and Greed Index menunjukkan zona ketakutan, The Crypto Fear and Greed Index turun dari level netral di angka 52 menjadi 37 (zona ketakutan). Menariknya, zona fear sering kali menjadi peluang akumulasi bagi investor.

Mengutip Warren Buffett, “Be fearful when others are greedy, and greedy when others are fearful.”

Dalam konteks ini, kondisi fear dapat memberikan peluang menarik bagi mereka yang memiliki pandangan jangka panjang terhadap pasar Aset Kripto.

Ditambah lagi minat institusional tetap menguat, meskipun sempat terjadi Outflow sebesar US$680 juta pada 19 Desember dan US$276 juta pada 20 Desember, perdagangan ETF Bitcoin Spot di pasar AS berhasil mencatatkan arus masuk bersih mencapai US$449 miliar sepanjang pekan lalu.

“Hal ini menunjukkan bahwa, meski tengah mengalami koreksi, minat institusional terhadap aset digital tetap kuat. Sentimen positif ini berpotensi menjadi faktor pendukung penting bagi pemulihan pasar di masa mendatang,” optimisnya.

(fad)

No more pages