Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menilai Corona Virus Disease atau Covid-19 bukan lagi merupakan keadaan darurat kesehatan global. Hal ini ditetapkan usai pertemuan panel Komite Kedaruratan Covid-19 ke-15 digelar, Kamis (4/5/2023).

"Kemarin, Komite Darurat #COVID19 bertemu untuk yang ke-15 kalinya dan merekomendasikan kepada saya agar saya menyatakan berakhirnya keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Saya telah menerima saran tersebut. Dengan harapan besar, saya menyatakan bahwa COVID-19 telah berakhir sebagai keadaan darurat kesehatan global," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus melalui akun twitternya @DrTedros, Jumat (5/5/2023).

WHO mendorong seluruh negara untuk beralih pada kebijakan manajemen jangka panjang terhadap pandemi yang sudah berlangsung tiga tahun tersebut. 

Langkah ini sebagian besar bersifat simbolis, mengingat sebagian besar negara telah kembali ke perilaku sosial yang normal. Beberapa negara telah melonggarkan karantina wilayah dan anjuran penggunaan masker, serta membuka kembali perbatasan untuk melakukan perjalanan. 

Tedros pun mengatakan, virus corona telah membunuh sekitar 20 juta orang di seluruh dunia. Bahkan, kata dia, pekan lalu angka kematian akibat Covid-19 mencapai satu orang tiap tiga menit.

WHO telah menyatakan Covid-19 sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, akhir Januari 2020. Saat itu, infeksi mulai menyebar dari episentrum awal di Kota Wuhan, China. WHO dan seluruh negara pun belum punya data yang pasti tentang penyakit yang ternyata sangat tinggi penularannya dan mematikan tersebut.

Status darurat kesehatan global yang dikenal sebagai PHEIC (yang diucapkan seperti fake dalam bahasa inggris atau palsu) berlaku untuk kejadian luar biasa yang membawa risiko kesehatan masyarakat melalui penyebaran penyakit secara global, dan yang berpotensi memerlukan respons terkoordinasi.  

Meski demikian, WHO masih menggunakan kata "pandemi" untuk mendeskripsikan Covid-19. Tedros mengatakan, risiko virus ini dapat menjadi lebih berbahaya melalui mutasi.

"Virus ini akan terus ada," kata dia. "Hal terburuk yang dapat dilakukan oleh negara mana pun saat ini adalah menggunakan berita ini sebagai alasan untuk lengah, membongkar sistem yang telah dibangun, atau mengirimkan pesan kepada masyarakatnya bahwa Covid-19 tidak perlu dikhawatirkan."

Tedros pun mengklaim tidak akan ragu-ragu jika diperlukan untuk membentuk kembali komite darurat jika Covid-19 menjadi bahaya global yang lebih besar lagi. 

Mike Ryan, Kepala Program Darurat WHO mengatakan, dunia perlu mempersiapkan diri dengan lebih baik dalam menghadapi pandemi dan mengurangi ketidakadilan dalam cakupan kesehatan.
"Kami melihat orang-orang dalam pandemi ini secara harfiah melakukan barter dengan tabung oksigen di jalanan kota-kota besar," kata dia.

"Ini adalah abad ke-21 - apakah ini yang ingin kita saksikan pada pandemi berikutnya? Kita melihat anggota keluarga berjuang secara fisik untuk membawa orang yang mereka cintai ke ranjang rumah sakit. Kita melihat orang-orang meninggal sebelum sampai di ruang gawat darurat karena mereka berada di tempat parkir. Itulah kenyataan dari sistem kesehatan dan kesiapan kita," tambah Mike.

(frg)

No more pages