Kantor Kejaksaan Kolombia, yang bertugas mengawasi dan menghukum pelanggaran disiplin oleh pejabat negara, memerintahkan penyelidikan lebih lanjut. Mereka menugaskan institut forensik untuk memberikan klarifikasi lebih lanjut mengenai informasi yang diterima oleh Komite PBB.
Setelah melakukan pemeriksaan terhadap 27 hangar di Bandara El Dorado, Tito Perilla, penasihat untuk Hak Asasi Manusia dari Procuraduría, mengonfirmasi bahwa tidak ada hangar yang digunakan untuk menyimpan tubuh manusia. “Hangar-hangar tersebut digunakan untuk kegiatan yang terkait dengan operasional bandara, seperti pengangkutan penumpang pribadi, perbaikan pesawat, dan penyimpanan peralatan,” tambah Perilla.
Laporan Komite PBB
Komite PBB sebelumnya memperingatkan bahwa kasus-kasus orang hilang di Kolombia bukanlah masalah yang telah berakhir. Meski sebagian besar laporan mengarah pada masa lalu, kasus serupa terus terjadi, terutama terkait dengan perekrutan paksa, perdagangan manusia, dan pemindahan paksa.
Data yang dihimpun oleh Komisi Kebenaran Kolombia menunjukkan bahwa lebih dari 121.768 orang telah menjadi korban dari penculikan atau penghilangan paksa antara 1985 hingga 2016. Kejadian-kejadian ini sebagian besar terkait dengan konflik bersenjata yang melibatkan kelompok gerilya seperti FARC (Fuerzas Armadas Revolucionarias de Colombia).
Komite PBB mengimbau pemerintah Kolombia untuk mengembangkan kebijakan publik yang lebih komprehensif guna mencegah hilangnya orang secara paksa, baik di masa lalu maupun saat ini.
Komite PBB untuk Penghilangan Paksa akan menyusun laporan final dari kunjungannya ke Kolombia, yang akan diserahkan pada pertemuan pleno komite pada Maret 2025. Laporan tersebut akan menilai sejauh mana upaya Kolombia dalam menyelesaikan kasus-kasus orang hilang dan memastikan keadilan bagi korban.
(del/hps)































