Logo Bloomberg Technoz

Hati-hati Beli Antibiotik Sembarangan Terancam Kematian

Dinda Decembria
22 November 2024 12:00

Ilustrasi Obat Antibiotik (Envato/Johnstocker)
Ilustrasi Obat Antibiotik (Envato/Johnstocker)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Resistensi antimikroba (AMR) bertanggung jawab atas sekitar 13,6% dari total kematian global pada tahun 2019 atau 1,27 juta kematian.

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Azhar Jaya menyebut angka kematian tersebut diprediksi semakin meningkat berkali-kali lipat pada 2050 yakni mencapai 10 juta kematian per tahun.

"Jadi sebagian besar terjadi karena kita serampangan, serampangan di dalam rangka menggunakan antibiotik untuk pengobatan. Nah, yang terjadi yang terjadi adalah akibat daripada penggunaan serampangan kemudian penggunaannya menjadi kebal maka angka kematiannya ini meningkat,"ujarnya dalam acara Kementerian Kesehatan, dikutip Kamis (21/11/2024).

"Bahwa dari data-data yang ada secara global, bahwa kematian di dunia ini 13,6% itu disebabkan oleh AMR atau sebanyak 1,27 juta kematian, dan ini peningkatannya luar biasa, dan diperkirakan tahun 2050, kematiannya naik yang tadinya 1,27 juta menjadi 10 juta kematian per tahun, kalau kita tidak melakukan upaya-upaya pencegahan,"tambahnya.

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan mengupayakan penanganan 3 isu guna mencegah antibiotik yang menyebabkan resistensi antimikroba (antimicrobial resistence/AMR). Yakni pertama ketidaktahuan publik, terlalu mudah akses ke antibiotik, serta penggunaan antibiotik di sektor pertanian.

Bloomberg Billionaires Index Indonesia