Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia optimistis rencana Indonesia mengekspor prekursor berbasis nikel untuk baterai mobil listrik Tesla Inc tidak akan tersendat usai Donald Trump memenangkan Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) 2024.

Bahlil menilai, berdasarkan pengamatannya saat Trump memimpin AS sebagai Presiden ke-45 periode 2017—2021, hubungan Indonesia dan Negeri Paman Sam dalam hal kerja sama sektor energi dan pertambangan cukup baik.

Dengan demikian, dia pun yakin rencana ekspor prekursor ke Tesla tidak akan terganggu ke depannya, sekalipun Trump terkenal dengan janji kampanyenya yang kurang prokendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

“Jalan, enggak ada masalah. Kita November ini sudah mau [ekspor prekursor buat Tesla]. Saya mau ke China ini [mendampingi Presiden Prabowo Subianto], habis itu balik, mungkin baru kami resmikan pabriknya,” tutur Bahlil saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Kamis (7/11/2024) malam. 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia. (Dok. Kementerian ESDM)

Lebih lanjut, Bahlil berharap setelah Trump kembali ke Gedung Putih awal tahun depan, Pemerintah AS akan menghasilkan kebijakan-kebijakan yang kondusif, tidak hanya di sektor energi, tetapi secara keseluruhan dalam menjaga stabilitas dunia.

“Minimal membuat stabilitas dunia dahulu lah. Karena kalau stabilitas dunia, stabilitas politik ini bisa bagus, maka kita juga ekonomi dunia akan baik. Harga minyak juga akan bisa terjangkau. Kemudian, kerja sama antarnegaranya juga bisa tidak ada masalah,” sebutnya.

“Akan tetapi, saya punya keyakinan yang cukup kuat bahwa Pak Trump, Donald Trump, akan memimpin Amerika, mudah-mudahan bisa berdampak positif bagi Indonesia.”

Untuk diketahui, pabrik prekursor yang akan menyuplai untuk baterai EV Tesla digarap melalui investasi dari PT Huayou Indonesia.

Pada kesempatan sebelumnya, Bahlil menyebut pabrik yang berlokasi di kawasan industri Weda Bay, Maluku Utara tersebut sudah hampir selesai dan peresmian dijadwalkan pada November atau paling lambat Desember 2024.  

Dilansir melalui situs resmi Huayou Cobalt, proyek prekursor Indonesia milik Huayou telah melaksanakan peletakan batu pertama atau groundbreaking pada 21 April 2024. Proyek yang dibangun di IWIP ini memiliki hasil produksi tahunan sebesar 50.000 ton bahan prekursor terner untuk baterai listrik.

Sampel ore nikel./Bloomberg-Carla Gottgens

Sebelumnya, kalangan ekonomi mengestimasikan terpilihnya Trump sebagai Presiden ke-47 AS bakal makin sulit membuat produk olahan nikel Indonesia untuk menembus pasar Negeri Paman Sam, di tengah masifnya upaya penghiliran atau hilirisasi di dalam negeri.

Ekonom sekaligus Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira melandasi proyeksinya karena Trump selama ini enggan melanjutkan kebijakan energi bersih serta EV melalui Inflation Reduction Act (IRA).

"Trump tidak akan melanjutkan IRA sehingga produk nikel Indonesia bakal sulit menembus pasar AS. Hal yang perlu kita khawatirkan adalah olahan nikel jadi ferronickel, nickel pig iron [NPI], ini makin susah masuk ke AS," ujar Bhima.

Sekadar catatan, Trump dalam berbagai kesempatan melalui kampanyenya memang selalu menyatakan ingin menghapus kebijakan perubahan iklim yang ia sebut sebagai "penipuan baru yang ramah lingkungan," sekaligus mengalihkan fokus pemerintah AS untuk memompa lebih banyak minyak mentah dan membangun lebih banyak pembangkit listrik.

Trump telah berulang kali berjanji untuk menghapus serangkaian kebijakan federal yang mendorong penjualan EV, dan kemenangannya membuka peluang untuk perubahan ini sejak hari pertama masa jabatannya.

Dalam kaitan itu, Bhima memproyeksikan rencana RI mengekspor prekursor ke Tesla—yang bahan utamanya adalah nikel sulfat kelas baterai, di mana produk itu dihasilkan dari nickel matte yang berasal dari Indonesia — juga bakal ditunda karena situasi politik di AS sangat memengaruhi prospek permintaan produk olahan nikel.

(wdh)

No more pages