Bloomberg Technoz, Jakarta – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot menjelaskan sedikitnya terdapat 2 sektor yang bakal difokuskan untuk mencapai target swasembada energi yang dicanangkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Pertama, peningkatan produksi siap jual atau lifting minyak. Yuliot menggarisbawahi posisi lifting minyak Indonesia saat ini berada pada level 600.000 barel per hari atau barrel oil per day (BOPD).
“Jadi bagaimana kita meningkatkan sesuai dengan target yang ada, sehingga ketahanan energi kita juga bisa tercapai untuk peningkatan lifting tadi,” ujar Yuliot saat ditemui di kantornya, dikutip Kamis (24/10/2024).
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan realisasi lifting minyak berada pada level 576.000 (BOPD) pada semester I-2024.
Sementara, target lifting minyak Indonesia sebanyak 1 juta barel pada 2030 dipastikan mundur selama 2 hingga 3 tahun. Dengan demikian, target tersebut diproyeksikan baru bisa tercapai pada 2033.

Konversi Energi
Kedua, Yuliot mengatakan, konversi ke energi baru dan terbarukan (EBT) juga bakal menjadi fokus untuk mencapai swasembada energi.
Yuliot mengatakan, salah satu yang dilakukan melalui ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang sudah mulai terbangun di Indonesia.
“Bisa saja konsumsi bahan bakar minyak [BBM] dengan adanya EV itu kan juga akan berkurang. Kita akan melihat target bagi penggunaan EV beberapa tahun ke depan justru bagaimana pengaruhnya terhadap pengurangan konsumsi BBM di dalam negeri,” ujarnya.
“Untuk pengurangan konsumsi ini, kalau memang produksi kita meningkat, bisa digunakan untuk bahan baku industri lain.”
Dalam pidatonya usai resmi dilantik sebagai Presiden ke-8 RI, Minggu (20/10/2024), Prabowo kembali menegaskan janjinya dalam mewujudkan Indonesia swasembada pangan dan energi selama masa pemerintahannya.
Soal swasembada energi, Prabowo menegaskan Indonesia akan bisa mencapai swasembada energi di bawah kepemerintahannya.
“Dalam keadaan ketegangan [geopolitik dunia], dalam keadaan kemungkinan terjadi perang di mana-mana, kita harus siap dengan kemungkinan paling jelek. Negara-negara lain harus memikirkan kepentingan mereka sendiri. Kalau terjadi hal yang tidak kita inginkan, sulit akan kita mendapatkan sumber energi dari negara lain,” kata Prabowo.
Untuk itu, dia menyebut Indonesia harus melakukan swasembada energi dengan mengolah kelapa sawit menjadi solar maupun bensin, demikian juga sumber tanaman lain seperti singkong, tebu, dan jagung yang harus dimanfaatkan sebagai bahan bakar ramah lingkungan.
“Kita juga punya energi bawah tanah geothermal yang cukup, batu bara banyak, energi dan air yang sangat besar. Pemerintah yang saya pimpin nanti akan fokus untuk mencapai swasembada energi,” janjinya.
(dov/wdh)