Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg News

Bloomberg, Keputusan Rusia melarang Discord, plaftorm bertukar pesan yang populer di kalangan pemain gim dan pembuat program, dikecam oleh bloger militer yang mengatakan plaftorm ini digunakan operator drone di medan perang Ukraina.

Protes ini muncul setelah regulator internet Rusia memasukkan aplikasi ini ke daftar platform media sosial yang dibatasi dengan alasan aplikasi ini digunakan untuk merekrut orang untuk melakukan serangan terorisme dan menjual narkoba.

Group Telegram bernama Fighterbomber, yang berisi isu penerbangan militer dengan anggota lebih dari 530 ribu, menyebut keputusan itu "menusuk dari belakang." 

Para pejabat Rusia tidak mengetahui "realita, rakyat, dan sayangnya, militer," tulis blog ini pada Rabu (9/10/2024). 

Group Rybar, yang memiliki hubungan dengan militer beranggotakan lebih dari 1,3 juta, menyebut keputusan melarang Discord ini membuat sebagian pusat komando tidak memiliki saluran siaran drone.

"Kementerian Pertahanan tidak menyediakan alternatifnya bagi para tentara," tulis Rybar. 

Bloger-bloger militer menjadi kekuatan berpengaruh di media Rusia sejak awal invansi ke Ukraina pada Februari 2022. 

Awal tahun ini, protes di Telegram memaksa parlemen membatalkan RUU yang melarang tentara dan perwira di medan tempur menggunakan alat yang memiliki akses internet. 

Discord, yang mengklaim memiliki lebih dari 200 juta pengguna aktif, menghadapi banyak penentangan di berbagai negara karena regulator ingin memiliki kendali lebih banyak pada plaftorm-plaftorm digital. 

Turki juga melarang aplikasi ini karena khawatir platform ini dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok yang terlibat dalam pelecahan anak. 

Rusia telah melarang platform media sosial lain, seperti YouTube, Facebook, X, dan Instagram sejak perang dengan Ukraina dimulai.

(bbn)

No more pages