Logo Bloomberg Technoz

Ganjar Capres PDIP, Megawati Tak Mau Kalah Sebelum Bertanding

Rezha Hadyan
22 April 2023 09:14

Calon presiden dari PDIP, Ganjar Pranowo saat menghadiri rapat DPP Partai PDI Perjuangan ke 140. (Tangkapan layar Youtube PDI Perjuangan)
Calon presiden dari PDIP, Ganjar Pranowo saat menghadiri rapat DPP Partai PDI Perjuangan ke 140. (Tangkapan layar Youtube PDI Perjuangan)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Keputusan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memasang Ganjar Pranowo bakal calon presiden (capres) menjadi bukti popularitas dan elektabilitas pertimbangan penting menuju Pemilu 2024. Megawati tak mau kalah sebelum bertanding. Figur capresnya pun harus bisa mendongkrak keterpilihan partai.

PDI Perjuangan (PDIP) akhirnya menentukan nama calon presiden (capres). Sebelumnya di lingkaran wacana capres PDIP beredar Puan Maharani, putri kandung Megawati selain nama Ganjar Pranowo. Puan yang kini menjabat sebagai ketua DPR sempat jadi calon kuat dengan alasan bagian trah Soekarno. Publikasi dan baliho Puan calon presiden juga muncul di sejumlah tempat.

Namun polemik itu kini berakhir, PDIP masuk babak selanjutnya. Megawati yang punya hak prerogatif untuk memilih capres PDIP menetapkan Ganjar. Dia kemudian menyerukan seluruh kader dan mesin partai mulai bergerak untuk pemenangan gubernur Jawa Tengah di pemilu tahun depan.

Keputusan Megawati memilih Ganjar Pranowo menjadi capres menunjukkan bahwa Mega melihat popularitas dan elektabilitas adalah modal penting. Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudian menilai, jelas dalam dua faktor tersebut, Ganjar lebih unggul dibandingkan Puan. Terbukti dalam survei setahun terakhir, nama Ganjar selalu bertengger di 3 besar calon presiden yang disimulasikan oleh lembaga-lembaga survei.

Selain itu kata dia, apabila mengusung calon presiden yang elektabilitasnya kalah maka otomatis PDIP tidak akan terangkat di pemilu. Figur calon presiden harus bisa mengangkat keterpilihan, membuat pemilih figur tersebut akan terikut memilih partainya. Artinya mendapat limpahan suara yang kerap disebut coattail effect 'efek ekor jas'. Hal ini yang menurutnya dipertimbangkan oleh Megawati sehingga mengesampingkan opsi memilih putrinya sendiri.