Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta – Pengamat penerbangan dan analis independen bisnis penerbangan nasional Gatot Rahardjo menilai maskapai dan industri penerbangan global kini tengah menghadapi tantangan besar dalam menjaga kelangsungan operasionalnya di tengah krisis suku cadang.

Berkaitan dengan hal tersebut, kondisi inilah yang juga terjadi pada kasus maskapai asal Hong Kong, Cathay Pacific Airways Ltd, yang beberapa hari terakhir menghentikan pelayanannya setelah diketahui adanya komponen mesin rusak pada salah satu pesawat jenis Airbus A350 miliknya.

"Kalau pesawat itu sudah ada jadwal perawatan dan perbaikannya. Mulai dari sebelum dan sesudah dipakai terbang sampai yang perawatan kecil itu ada jadwal dan aturannya ketat," kata Gatot ketika dihubungi, dikutip Senin (9/9/2024).

"Saat ini yang jadi permasalahan global adalah suku cadang yang terganggu baik produksinya maupun supply chain-nya. Kalau spare parts-nya tidak ada, proses perawatan dan perbaikan akan terganggu, pesawat akan on ground di bengkel MRO [Maintenance, Repair, and Overhaul]," jelasnya.

Untuk diketahui, kendala rantai pasok, baik dari perspektif tenaga kerja maupun suku cadang, telah mengganggu industri penerbangan sejak Covid, sehingga memaksa pembuat pesawat Airbus dan Boeing Co untuk mengurangi jadwal produksi secara serius.

Mesin, dan komponennya yang kompleks yang terdiri dari suku cadang yang sangat khusus dan presisi, telah menjadi titik fokus khusus.

Sebuah pesawat Airbus SE A350-900 Japan Airlines terbakar saat mendarat di Bandara Haneda di Tokyo, Jepang, Selasa (2/1/2023). (Kentaro Takahashi/Bloo

Walhasil, bila kendala suku cadang ini terus dibiarkan, maka akan berpotensi mengurangi jumlah pesawat yang tersedia untuk beroperasi, yang pada akhirnya dapat memengaruhi bisnis penerbangan.

Dengan berkurangnya armada yang siap terbang, Garot turut menekankan maskapai penerbangan juga akan menghadapi penurunan kapasitas operasional. "Kalau jumlah pesawat berkurang, otomatis bisnis penerbangan juga menurun," tegasnya.

Pada kesempatan sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati menegaskan bahwa tidak ada maskapai penerbangan Indonesia yang menggunakan Airbus A350. Saat ini pesawat Airbus yang beroperasi di Indonesia adalah Airbus A320 dan Airbus A330 dan tidak mengalami kendala komponen mesin yang rusak.

Hal ini juga sebagai respons atas kasus komponen mesin rusak pada salah satu pesawat Cathay Pacific Airways Ltd Airbus A350.

"Untuk Airbus yang beroperasi di Indonesia seperti A330 dan A320 belum ada hal spesifik yang mengatakan memiliki permasalahan dengan sparepart yang berkaitan langsung dengan kelaikudaraan pesawat di Indonesia," tegas Adita ketika dihubungi, Jumat (6/5/2024).

Untuk diketahui, Cathay Pacific Airways Ltd mungkin tidak dapat mengoperasikan kembali semua pesawat Airbus SE A350 miliknya secepat yang diharapkan karena kekurangan suku cadang.

Maskapai penerbangan ini telah menghentikan layanan beberapa pesawat dalam beberapa hari terakhir, setelah komponen mesin rusak pada salah satu pesawat A350 memaksa penerbangan yang menuju Zurich untuk kembali ke Hong Kong pada Senin (02/09/2024) malam.

Hal ini memicu pemeriksaan pencegahan terhadap mesin pada seluruh armada A350 Cathay yang berjumlah 48 pesawat. Rolls-Royce Holdings Plc adalah satu-satunya pembuat mesin untuk Airbus A350.

Menurut sumber yang tak ingin diketahui identitasnya kepada Bloomberg, dari 48 pesawat yang diperiksa, 15 di antaranya ditemukan membutuhkan komponen selang bahan bakar baru. 

Maskapai penerbangan tersebut mengatakan pada Rabu (04/09/2024) bahwa komponen yang rusak adalah saluran bahan bakar, mengkonfirmasi laporan Bloomberg sebelumnya tentang pemeriksaan di seputar saluran yang cacat atau rusak.

Para insinyur diminta untuk melakukan pemeriksaan spesifik terhadap selang fleksibel yang memasok bahan bakar ke mesin untuk mengetahui adanya kelainan, deformasi, kekusutan, tonjolan, atau degradasi.

Cathay juga mengatakan pada Rabu bahwa 22 penerbangan tambahan akan dikurangi dari Kamis hingga Sabtu, sehingga total jumlah layanan yang dibatalkan menjadi 90. Seharusnya tidak akan ada lagi penerbangan yang terganggu, tambahnya.

(prc/wdh)

No more pages