Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan defisit neraca dagang Indonesia dengan China semakin dalam pada Juli 2024 yakni sebesar US$1,7 miliar, dibanding bulan sebelumnya yang hanya US$682 juta.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan komoditas penyumbang defisit terbesar yakni mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS84) yang defisit US$1,5 miliar, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS85) dengan defisit US$1,2 miliar, dan kendaraan dan bagiannya (HS87) yang defisit US$343 juta.
“Indonesia juga mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara, tiga terdalam adalah Tiongkok sebesar US1,7 miliar, Australia US$602 juta, dan Singapura US$402 juta,” kata Amalia dalam konferensi pers di kantonrya, Kamis (15/8/2024).
Sementara itu, defisit neraca dagang dengan Australia tercatat sebesar US$602 juta yang dipengaruhi oleh beberapa komoditas yang mengalami defisit. Pertama, bahan bakar mineral (HS27) defisit US$302,9 juta, logam mulia dan perhiasan/permata (HS71) defisit US$188,5 juta, dan bijih logam, terak dan abu (HS26) defisit US$121,5 juta.
Selanjutnya, defisit neraca dagang RI dengan Singapura yang sebesar US$343 juta dipengaruhi oleh beberapa komoditas yang menyumbang defisit terdalam. Yakni, mesin dan peralatan mekanik serta bagiannya (HS84) defisit US$155,1 juta.
Pada komoditas instrumen optik, fotografi, sinematografi, dan medis (HS90) defisit US$104,1. Terakhir, bahan kimia organik (HS29) defisit US$85,8 juta.
Lebih lanjut, Amalia juga menyampaikan terdapat tiga negara yang menyumbangkan surplus perdagangan terbesar pada Juli 2024. Pertama, Amerika Serikat (AS) surplus US$1,23 miliar.
Komoditas penyumbang surplus terbesar dengan AS adalah mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS85) yang surplus US$286 juta, pakaian dan aksesorisnya yang rajutan (HS61) surplus US$244,3 juta, serta pakaian dan aksesorisnya yang bukan rajutan surplus US$187,3 juta.
“Pada Juli 2024 Indonesia mengalami surplus perdagangan barang dengna beberapa negara dan tiga terbesar adalah surplus dengan AS US$1,2 miliar, India US$1,23 miliar, dan dengan Filipina US$0,74 miliar,” tutur Amalia.
Posisi kedua negara yang menyumbang surplus terbesar di Juli 2024 adalah India dengan besaran US$1,23 miliar. Tiga komoditas penyumbang surplus terbesar ke negara ini adalah bahan bakar mineral (HS27) senilai US$553,1 juta, lemak dan minyak hewan/nabati (HS15) sebesar US$227,6 juta, serta besi dan baja (HS72) yang surplus US$208,6 juta.
Negara ketiga terbesar yang menyumbangkan surplus pada Juli 2024 adalah Filipina yakni sebesar US$0,74 miliar. Kendaran dan bagiannya (HS87) menjadi komoditas utama penyumbang surplus ke negara ini dengan besaran US$257,3 juta.
Komoditas lainnya yang menyumbangkan surplus terbesar dengan Filipina adalah bahan bakar mineral (HS27) serta besi dan baja (HS72) yang masing-masing sebesar US$255,9 juta dan US$63 juta.
(azr/lav)