Logo Bloomberg Technoz

Kebijakan The Fed Bisa Balik Arah, Angin Segar Buat Rupiah

Ruisa Khoiriyah
13 April 2023 10:24

Ilustrasi dolar AS dan rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi dolar AS dan rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Publikasi risalah rapat Federal Reserve, bank sentral Amerika, Kamis dini hari, memberi energi bagi pasar obligasi dan penguatan rupiah pagi ini. Pelaku pasar menerjemahkan sinyal yang dilempar dari suasana batin risalah rapat Maret lalu itu dengan bersiap-siap menghadapi pivot kebijakan the Fed. 

“Secara umum pasar memperkirakan kenaikan bunga acuan Fed bulan depan sebesar 25 bps, akan tetapi investor juga mulai melihat munculnya perbedaan pendapat di antara pejabat Fed atas arah kebijakan bunga acuan dari risalah rapat tadi malam. Prediksi bahwa akan ada resesi pada semester II-2023 menjadi justifikasi bagi pelaku pasar untuk mengalihkan portofolio dari pasar saham Amerika ke pasar obligasi US Treasury atau bahkan ke Eropa,” tulis Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Prayadi dalam catatan pagi untuk klien, Kamis (13/4/2023).

Indeks dolar AS terpantau melemah untuk hari ketiga berturut-turut ke kisaran 101,48, pada pukul 09:40 WIB. Perkembangan baru inflasi Amerika yang melandai pada Maret dan pembacaan arah kebijakan Fed dari suasana batin risalah rapat, memberi sedikit kepastian bagi pelaku pasar menyasar pasar pendapatan tetap yang lebih stabil seperti di pasar negara berkembang termasuk Indonesia. 

Nilai tukar rupiah semakin menguat mendekati Rp 14.800 per dolar AS (Bloomberg)

“Kami perkirakan arus modal asing ke pasar obligasi akan berlanjut dan menurunkan yield SUN 10 tahun ke kisaran 6,6%-6,7% serta mengantarkan penguatan rupiah ke rentang Rp 14.800-Rp 14.900,” kata analis. 

Rupiah menguat ke tertinggi 8 bulan