Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Penurunan populasi China akibat jumlah kelahiran yang kian kecil, membuat India menjadi negara berpenduduk terbesar di jagat raya. Namun, sejumlah isu demografis seperti tingkat kelahiran dan masalah tenaga kerja, perlu menjadi perhatian utama di dua kekuatan ekonomi dunia itu. 

Menurut perkiraan World Population Review, pada akhir 2022, jumlah penduduk India tercatat sebanyak 1,417 miliar jiwa. Angka itu 5 juta lebih banyak dibandingkan China yang diperkirakan memiliki penduduk 1,412 juta jiwa. 

Penduduk India saat ini didominasi oleh populasi usia muda dan akan menjadi kekuatan ekonomi utama dengan pertumbuhan tercepat pada tahun-tahun mendatang. Sementara China dengan profil populasi yang menua akan menghadapi perlambatan pertumbuhan setelah melewati tahun-tahun ekspansi yang cepat. 

Berikut perinciannya:

1. Populasi yang menua vs Populasi muda

(Sumber: Bloomberg)

China dengan kebijakan satu anak cukup sejak 2016 berhasil mempertahankan angka kelahiran di jalur yang stabil selama sekian lama. Namun, buntut dari kebijakan itu, akan terlihat penurunan jumlah penduduk usia produktif selama seabad yakni hingga 2100 seiring pertambahan usia dan akhirnya jumlahnya mencapai lebih dari 40% populasi.

Dibandingkan dengan India di mana orang berusia 65 tahun ke atas akan berjumlah kurang dari sepertiga dari total yang 2,3 miliar jiwa pada 2100 nanti. 

2. Lapangan kerja 

(Sumber: Bloomberg)

Namun, tidak semuanya cerah bagi India. Dengan setengah populasi berusia di bawah 30 tahun, maka setiap tahun ada 12 juta orang yang memasuki pasar tenaga kerja mencari pekerjaan.

Tantangan bagi India, yang diprediksi tumbuh 7% pada tahun yang berakhir Maret, adalah mempertahankan laju ekspansi tersebut dalam beberapa dekade mendatang. Tanpa antisipasi itu, India akan berakhir dengan tingkat pengangguran yang lebih tinggi. 

Tahun lalu, pemerintah India membatasi masa bakti prajurit di angkatan bersenjata India menjadi 4 tahun. Kebijakan ini memperlihatkan kesulitan pemerintah menciptakan lapangan kerja baru. Perdana Menteri Narendra Modi menargetkan industri manufaktur bakal menyumbang 25% dari pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) dari saat ini 14%. Sektor manufaktur diharapkan menjadi tumpuan penyerapan tenaga kerja di negeri itu.

3. Partisipasi tenaga kerja wanita

(Sumber: Bloomberg)

Isu lain dari masalah demografi India adalah partisipasi perempuan dalam angkatan kerja. Jumlah wanita hanya seperlima dari total angkatan kerja, hanya sedikit lebih baik dari Afghanistan. Di sisi lain, 44,8% angkatan kerja di China adalah perempuan. 

4. Kelas menengah 

(Sumber: Bloomberg)

Populasi kelas menengah di India tidak seberapa jika dibandingkan China. Namun, harga tenaga kerja yang murah di negara Bollywood itu dapat menjadikannya tujuan investasi menarik bagi mereka yang ingin memindahkan bisnis dari China. Apple Inc memulai perakitan model iPhone terbaru mereka di Asia Selatan, menjadi kemenangan PM Modi dengan slogan “Make in India”. 

5. Lebih banyak di pedesaan

(Bloomberg)

Penduduk India juga kebanyakan hidup di pedesaan, tidak seperti China. Walau sudah banyak pekerja yang bermigrasi ke kota besar untuk mencari pekerjaan yang lebih baik, mayoritas orang India akan lebih banyak tinggal di pedalaman. Sementara penduduk China akan semakin banyak yang berpindah ke kota pada 2035, seperti diprediksi UN-Habitat.

6. Pendapatan rendah

(Sumber: Bloomberg)

Walau perekonomian India tumbuh tinggi, tetapi sekitar 800 juta jiwa masih bergantung dari pembagian makanan gratis dari pemerintah. Warga China lebih merata pendapatannya mencerminkan ketimpangan yang lebih rendah bila dibandingkan India. Di India, mayoritas masyarakatnya tergolong berpendapatan rendah dengan jumlah mencapai 1,16 miliar orang. Sedangkan kelompok pendapatan menengah juga kecil hanya 66 juta orang. bandingkan dengan China yang jumlah kelas menengahnya mencapai 493 juta jiwa.

 Itulah beberapa tema utama yang penting untuk diperhatikan terkait isu demografi dua negara raksasa ini. 

(rui)

No more pages