Bloomberg Technoz, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Kementerian Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bekerja sama dengan TNI untuk memasang sekitar 20.000 pompa di sejumlah wilayah pusat produksi pangan.
Instruksi tersebut disampaikan untuk menjaga produksi pangan nasional di tengah iklim yang tak menentu seperti saat ini.
"Dalam 3 bulan ini, Kementerian Pertanian dan PUPR sudah saya perintahkan kerja sama dengan TNI dan Kodam untuk memasang dan membangun pompa-pompa di daerah yang produksi utamanya beras," ujar Jokowi dalam Pidato Rapat Koordinasi Nasional Tim Pengendali Inflasi 2024, Jumat (14/6/2024).
Dia menjelaskan, pompa-pompa yang terpasang akan membawa air sungai naik ke atas untuk mengairi sawah di sejumlah daerah pusat produksi pangan.
"Beberapa sudah dikirim ke Kodam-Kodam, di Jawa Tengah pompa sudah masuk 1.400, akan ditambah lagi, terutama daerah produksi," tutur Jokowi.
Dia juga mengaku akan terus memeriksa kondisi lapangan, sehingga ketika terjadi kekeringan akibat elnino di beberapa wilayah, maka air tetap mengalir dan jumlah produksi tidak menurun.
"Meskipun dalam 10 tahun ini kita punya target bangun 61 waduk dan bendungan, sekarang yang sudah saya resmikan ada 43 bendungan. Tapi air ini juga harus diteruskan ke sawah, harus ada saluran primer, irigasi sekunder, irigasi tersier sehingga sampai betul ke sawah," kata Jokowi.
Jika hal itu direalisasikan dengan baik, lanjut dia, maka produksi pangan akan meningkat, dan inflasi dapat terjaga dengan baik.
Kepala Negara mewaspadai bahwa dunia akan menuju neraka iklim dengan tantangan yang tidak mudah. Hal ini, menurut dia, telah disampaikan oleh Sekretariat Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (Sekjen PBB) beberapa waktu lalu.
"Suhu akan mencapai rekor tertinggi dalam lima tahun ke depan. Satu tahun terakhir ini kita sudah merasakan betul ada gelombang panas, periode terpanas. Di India bahkan sampai 50 derajat celcius, Myanmar juga 45,8 derajat celcius, panas sekali," kata Jokowi.
Tak hanya itu, dia juga menjelaskan, dunia akan mengalami kelaparan berat pada 2050, jika pemangku kepentingan tak berbuat apa-apa mengatasi iklim panas.
(lav)