Logo Bloomberg Technoz

Jokowi Bilang Rupiah Rp16.300/US$ Masih Bagus, Benarkah?

Ruisa Khoiriyah
11 June 2024 11:55

Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Bloomberg Technoz/Mis Fransiska Dewi)
Presiden Joko Widodo (Jokowi). (Bloomberg Technoz/Mis Fransiska Dewi)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah yang semakin lemah menjadi salah satu tema utama perekonomian sejak awal tahun. Tak kurang sebesar US$10 miliar cadangan devisa Indonesia telah terkuras untuk menahan kejatuhan nilai tukar selama empat bulan pertama tahun ini.

Namun, itu sepertinya belum cukup. Rupiah masih lesu di mana saat ini tetap tidak mampu beranjak dari zona lemah. Pada perdagangan intraday di pasar spot hari ini, Selasa (11/6/2024), rupiah sempat menyentuh Rp16.303/US$.

Level itu adalah yang terlemah sejak April 2020 ketika krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 menjatuhkan nilai tukar hingga ke kisaran Rp16.575/US$. Praktis, sepanjang tahun ini, nilai rupiah telah merosot 5,88% year-to-date

Pernyataan Presiden Joko Widodo dalam sebuah forum, kemarin Senin (10/6/2024), agaknya tidak memberi efek tenang pada pasar meski Jokowi berupaya memberi kepercayaan diri lebih besar dengan menyebut posisi rupiah yang lemah saat ini berada dalam 'posisi yang baik'. 

"Semua negara sekarang ini mengalami hal yang sama,  tertekan oleh yang namanya dolar kursnya. Ketidakpastian global menghantui semua negara. Kalau masih di angka Rp16.200-16.300 masih posisi yang bagus," ungkap Kepala Negara.