Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga mata uang digital Bitcoin tidak bertahan lama berada di level US$70.000, hingga pada Senin siang (10/6/2024) kembali turun ke level US$69.492. Meski demikian capaian ini masih lebih baik 0,26% dibandingkan raihan Minggu.

Hingga pukul 13.15 waktu Indonesia,  Bitcoin bertahan di kisaran US$69.489–US$69.492 atau mencatatkan kenaikan 1,24% dari periode pekan lalu atau tumbuh tipis 0,27% dibandingkan kemarin.

Reli Bitcoin belum bertahan lama meski investor kembali berpandangan bullish atas koin paling berharga di dunia tersebut. Hal yang ditunjukkan dengan selebritas tidak lagi mempromosikan kripto, dan token baru dibuat dengan kecepatan ribuan per hari, dengan sekitar 330.000 koin memulai debutnya di ekosistem Ethereum pada bulan April dan Mei saja, menurut pelacak data kripto Dune.

Investor yang bersemangat tidak hanya di pasar mata uang kripto, tetapi juga di dunia keuangan yang lebih luas yang sempat membuat sektor aset digital mati suri tahun lalu.

Prospek aliran transaksi membaik, dengan salah satu kasus adalah pembelian Robinhood Markets Inc atas bursa kripto Bitstamp Ltd pada Kamis minggu lalu.

Belum lagi sentimen kebangkitan investasi modal ventura yang diperkirakan oleh sejumlah analis akan mencatat rekor jumlah penawaran saham perdana perusahaan yang terkait dengan industri ini, dilansir Bloomberg News.

Sebelumnya Bitcoin sempat sukses mencatatkan kenaikan ke US$71.096 (Rp1,15 miliar), walaupun dalam 24 jam masih bergerak sideways dengan pelemahan terbatas 0,06%, tetapi sudah menguat mencapai 4,41% dalam sepekan.

Mengukur waktu periode harga Bitcoin kembali mendekati level tertingginya.

Koin digital ini telah naik hampir 70% di tahun ini, meski catatan teranyar belum mampu melewati rekor terbaik sepanjang masa di US$73.798 pada pertengahan Maret efek melonjaknya arus dana pada ETF Spot Bitcoin. Meski demikian keuntungannya tidak sebanding dengan keuntungan memecoin yang sangat spekulatif seperti Dogwifhat dan Bonk.

Bitcoin Dekati Level Tertinggi Sepanjang Masa

Ledakan harga tahun ini dimulai ketika Komisi Sekuritas dan Bursa (Securities and Exchange Commission /SEC) menyetujui ETF yang berinvestasi langsung ke Bitcoin pada bulan Januari. 

Pada bulan Mei, SEC  mengambil langkah untuk menyetujui ETF Ether spot yang serupa, sebuah langkah yang dilihat banyak orang di industri ini sebagai mengalah pada tekanan politik yang meningkat untuk melegitimasi kripto dan membuat undang-undang baru yang akan memudahkan perusahaan aset digital untuk beroperasi.

ETF Bitcoin AS menarik arus masuk selama 18 hari berturut-turut yang belum pernah terjadi sebelumnya hingga hari Kamis. Langganan bersih untuk kelompok yang terdiri dari hampir selusin produk ini mencapai US$15,6 miliar, sehingga total aset menjadi $62,3 miliar, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Dana harian masuk ke produk ETF.

Banyak perusahaan bidang keuangan besar mulai memasuki dunia kripto. Awal pekan ini, Mastercard kembali mengizinkan pengguna bursa kripto terbesar di dunia, Binance, untuk melakukan pembelian di jaringannya.

Binance telah menyelesaikan masalah dengan Departemen Kehakiman atas tuduhan anti pencucian uang dan pelanggaran lainnya tahun lalu, dan masih berjuang melawan tuntutan dari SEC. 

“Selama beberapa bulan terakhir, kami telah meninjau kontrol dan proses yang ditingkatkan yang telah diterapkan oleh Binance. Berdasarkan upaya-upaya tersebut, kami memutuskan untuk mengizinkan pembelian terkait Binance di jaringan kami. Status ini bergantung pada tinjauan yang sedang berlangsung,” kata juru bicara Mastercard dalam sebuah pernyataan. 

Baca Juga: Bitcoin Dianggap Spekulatif, Apalagi Memecoin

Crypto MNA ikutanmemanas. Minggu ini, penambang Bitcoin Core Scientific Inc menolak tawaran pengambilalihan yang tidak diminta senilai US$1 miliar dari startup AI CoreWeave Inc, hanya beberapa hari setelah mengumumkan kemitraan.

Kamis pekan lalu Robinhood mengatakan akan mengakuisisi Bitstamp senilai US$200 juta untuk memperluas bisnis kripto di Eropa. 

“Kerangka kerja peraturan AS menciptakan kecepatan lingkungan inovasi yang mempercepat pengambilan keputusan buy-over-build sebuah institusi dan mendorong lingkungan M&A yang kuat,” kata Elliot Chun, mitra di konsultan MNA, Architect Partners, dalam sebuah catatan, dikutip Senin.

“Saya berani mengatakan bahwa pada Mei 2024, industri kita secara resmi bertransisi dari #TheGreatPurge dan masuk ke dalam #TheGreatSurge.”

Crypto Fund Research melaporkan pula bahwa makin berkembangnya pengelola dana kripto pada kuartal pertama, dibandingkan periode kapanpun sejak kuartal kedua 2021.  Pembicaraan tentang IPO kripto baru sedang dihidupkan kembali, dengan Kraken dikatakan sedang dalam pembicaraan untuk putaran pendanaan pra-IPO, sambil mengincar IPO secepatnya pada tahun 2025, Bloomberg melaporkan pada hari Kamis.

Jika harga kripto terus meningkat, 18 bulan ke depan dapat melihat gelombang terbesar IPO terkait kripto yang tercatat, menurut Renaissance Capital, seorang peneliti pra-IPO. “Saya rasa jika perusahaan-perusahaan ini dapat menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang eksplosif atau pendapatan yang kuat, itu akan menarik minat investor,” kata Matthew Kennedy, periset pasar senior di Renaissance.

“Dugaan saya bahwa data keuangannya ada, dan para investor akan menerimanya dengan baik - mereka tahu bahwa ini adalah bisnis yang bersifat siklus, banyak perusahaan yang seperti itu.”

- Dengan asistensi Olga Kharif.

(wep)

No more pages