Logo Bloomberg Technoz

Produsen Migor Soal HET Minyakita: Lebih Baik Ikuti Harga CPO

Pramesti Regita Cindy
23 May 2024 19:40

Gudang penyimpanan Minyakita PT Bina Karya Prima/BKP di Marunda, Jakarta, Selasa (7/2/2023). (Dok. Biro Humas Kemendag)
Gudang penyimpanan Minyakita PT Bina Karya Prima/BKP di Marunda, Jakarta, Selasa (7/2/2023). (Dok. Biro Humas Kemendag)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) menilai wacana kenaikan atau penyesuaian harga minyak goreng rakyat —yang dipasarkan dengan merek Minyakita— mesti disesuaikan dengan pergerakan harga riil minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO).

Ketua Umum GIMNI Sahat M. Sinaga mengatakan kenaikan harga eceran tertinggi (HET) Minyakita merupakan langkah yang diperlukan, mengingat belakangan ini telah terjadi peningkatan harga tandan buah segar (TBS) di tingkat petani kelapa sawit.

Terlebih, bila pemerintah tetap berpegang pada kebijakan wajib pasok pasar domestik atau domestic market obligation (DMO) CPO untuk memenuhi kebutuhan bahan baku minyak goreng.

"Dengan model DMO seperti yang diberlakukan sekarang, tetap saja seperti yang lama, kenaikan harga ini penting karena telah terjadi kenaikan harga TBS dari petani sawit, maka harga CPO juga ikut naik," kata Saat saat dihubungi, dikutip Kamis (23/5/2024).

"Jangan keliru, produsen minyak goreng rakyat [Minyakita] ini 95% adalah seperti tukang jahit saja, dan tidak punya kebun sawit. Jadi kalau harga CPO naik, ya harga jual juga naik," jelasnya. 

Minyak kelapa sawit mentah./Bloomberg