Logo Bloomberg Technoz

Babak Belur Industri Sepatu RI: Gegara Lartas hingga Impor Ilegal

Pramesti Regita Cindy
07 May 2024 14:05

Suasana penjualan sepatu di Taman Puring, Jakarta, Senin (25/9/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Suasana penjualan sepatu di Taman Puring, Jakarta, Senin (25/9/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakrie menyebut kebijakan pemerintah dalam menerapkan larangan dan pembatasan (lartas) impor bahan baku maupun produk jadi alas kaki bisa membawa dampak negatif ke sektor industri tersebut. 

Terlebih, menurut Firman banyak pelaku industri alas kaki yang masih memerlukan bahan baku yang kompetitif di pasar, yang selama ini didapatkan secara impor. Namun, dengan adanya pelaku impor secara ilegal, hal ini justru kian membuat resah para pelaku industri persepatuan.

"Permasalahan impor kalau lihat data paling bermasalah itu adalah impor ilegal. Impor yang tidak terdata di BPS [Badan Pusat Statistik], dan tidak terdata di Bea Cukai," ungkap Firman kepada Bloomberg Technoz, Selasa (7/5/2024).  

Pengunjung melihat sepatu di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Barat, Minggu (14/4/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Menurut Firman, aturan lartas untuk impor bahan baku dan produk jadi alas kaki yang diterapkan Kementerian Perdagangan memang dilakukan sebagai upaya mencegah impor ilegal, tetapi justru menambah panjang proses birokrasi.

“Ini yang menurut kami justru yang terkena dampak adalah yang selama ini impor secara jujur. Makin sulit aturan resminya, makin kami khawatir kalau [produk impor] yang ilegal tetap masuk, justru akan makin berdampak negatif," jelasnya.