Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Masih Sulit Bangkit Terbebani Dolar AS yang Masih Digdaya

Tim Riset Bloomberg Technoz
29 April 2024 07:50

Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Pergerakan rupiah mengawali pekan ini, Senin (29/4/2024), diperkirakan masih akan menghadapi tekanan pelemahan sejurus dengan dolar Amerika Serikat (AS) yang kembali bangkit dan mempersempit peluang bagi mata uang lawannya untuk menguat.

Rupiah yang pekan lalu mencetak perbaikan kinerja dengan penguatan mingguan 0,3%, ditutup di Rp16.210/US$, sepertinya masih akan kesulitan membukukan kebangkitan yang signifikan di awal pekan ini.

Indeks dolar AS ditutup menguat di pasar New York akhir pekan lalu dan pagi ini terpantau menapak lagi ke kisaran 106 pasca rilis data inflasi AS yang masih kuat dan memperkecil potensi penurunan Fed fund rate tahun ini sesuai ekspektasi pasar.

Sinyal tekanan yang masih berlanjut untuk rupiah terlihat dari pasar offshore di mana kontrak forward rupiah bergerak di kisaran Rp16.228-Rp16.242/US$ pada penutupan pasar dan pagi ini masih tertahan di rentang Rp16.219-Rp16.232/US$. Level pergerakan rupiah NDF masih lebih lemah dibanding pasar spot memberi sinyal pelemahan rupiah masih terbuka di kisaran sempit.

Secara teknikal nilai rupiah juga masih berpotensi melemah dengan target koreksi terdekat menuju area level Rp16.250/US$ hingga Rp16.280/US$. Bila level itu tertembus, rupiah terkonfirmasi ke Rp16.300/US$ yang semakin menjauhi indikator MA-100 dan MA-50, resistance terkuat dalam time frame daily saat ini.